Sinopsis: Dalam ajang SEA Games 2023, Indonesia korbankan grand final cabor valorant. Hal ini dikarenakan terdapat anggota timnas Singapura “FREY” menggunakan agent Cypher yang memiliki kemampuan untuk menaruh kamera (spycam) di sudut-sudut peta yang dimainkan. Tindakan kecurangan seperti itu sangat merugikan tim lawan salah satunya Indonesia. Dikarenakan apabila diketahui lebih dahulu beberapa orang yang akan memasuki situs yang dijaga oleh spycam Cyypher maka strategi tim lawan akan dapat dibaca dengan mudah. Namun, pada akhirnya tim Indonesia memutuskan untuk tidak bermain ada grand final karena dianggap pelanggaran ringan sehingga medali emas didapatkan oleh tim Indonesia dan Singapura.
Diketahui dalam tiga tahun belakangan Trump menerapkan implementasi ‘Title 42’. Title 42 itu sendiri merupakan sebuah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah AS pada masa presiden Trump pada tahun 2020. Kebijakan ini diterapkan untuk menghentikan arus imigran yang masuk khususnya yang datang dari Meksiko. Akan tetapi, saat ini Title 42 resmi dihapus sehingga tidak ada memperketat proses masuk imigran ke AS dan pemerintahan Biden langsung memberlakukan beberapa kebijakan baru.
Aktivis hak LGBTQ di Sri Lanka telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk mengubah undang-undang yang berusaha untuk tidak mengkriminalisasi homoseksualitas. Khususnya, bagan 365 dan 365A KUHP Sri Lanka yang mengacu pada “hubungan seksual melawan tatanan alam” dan “ketidaksenonohan”. RUU yang diusulkan hendak mengubah bagian 365 dengan membatasi pelanggaran pada Bestialitas dan mencabut 365A secara keseluruhan. Dinyatakan juga bahwa niat legislatif tidak lagi menghukum seseorang hanya karena orientasi seksualnya.
Dengarkan podcast lengkapnya di bawah ini:
03:40 : SEA Games cabor Valorant terdapat kecurangan yang dilakukan oleh anggota tim Singapura.
11:30 : ‘Title 42’ resmi dihapus di AS.
17:07 : Pengadilan setuju tidak kriminalisasi homoseksulitas.
(tri/fau)
