Setelah DKI Jakarta, pencatatan data tumbuh kembang Balita melalui chatbot WhatsApp akan diperluas untuk Posyandu di 50 kabupaten/kota lain secara bertahap yang dimulai pada bulan Maret 2023 mendatang.
Kata Menkes RI
Menkes Budi mengatakan pengukuran berat badan dan tinggi badan harus dilakukan berdasarkan nama dan alamat anak. Hal ini dilakukan guna mempermudah kader Posyandu untuk mengidentifikasi anak-anak yang memiliki potensi terkena stunting.
‘’Kita ingin kalau ada anak berpotensi stunting langsung diberi intervensi berupa makanan berprotein hewani setiap hari,’’ ujar Menkes.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan DKI sudah sangat siap memberikan bantuan untuk intervensi stunting. Bantuan tersebut berupa makanan bergizi baik itu di tatanan sekolah atau di Puskesmas.
‘’Kalau anak-anak sudah mendapatkan bantuan sesuai dengan klasifikasi warganya sudah tidak ada alasan lagi untuk ragu meningkatkan status gizinya mencegah stunting, karena Pemda DKI sudah memberikan makanan bergizi berupa daging ayam, telur, dan ikan untuk mencegah stunting,’’ ucap Heru.
Implementasi di Posyandu Cempaka III
Posyandu Cempaka III biasa melalukan pemeriksaan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan dilakukan pada tanggal 20 sampai 23 setiap bulannya.
Salah satu kader Ellyssa Agustina menjelaskan pelayanan di Posyandu dilakukan melalui tahap pendaftaran setelah itu anak ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan, kemudian dicatat.
‘’Pencatatan dilakuan 2 metode, pertama pencatatan manual untuk kader, kemudian satu lagi pencatatan melalui link. Kader Posyandu juga melakukan penyuluhan tentang gizi, tentang tumbuh kembang anak,’’ ucapnya.
Posyandu Cempaka III juga bekerja sama dengan lintas sektor kesehatan yaitu bidan dan suster. Anak-anak akan diberi imunisasi dan vitamin A setahun 2 kali. (rnh/fau)