Bagian dari penyelesaian tersebut mengharuskan Binance untuk mengubah program kepatuhannya, menunjuk petugas kepatuhan, dan melaporkan aktivitas mencurigakan kepada otoritas federal.
Langkah ini bertujuan untuk mengatasi masalah peraturan seputar pertukaran mata uang kripto dan mencegah pelanggaran di masa depan.
“Ini akan memajukan penyelidikan kriminal kami terhadap aktivitas dunia maya yang berbahaya dan penggalangan dana terorisme, termasuk penggunaan pertukaran mata uang kripto untuk mendukung kelompok seperti Hamas,” kata Departemen Kehakiman.
Saat Changpeng Zhao mengundurkan diri sebagai CEO, ia menunjuk Richard Teng, mantan CEO Pasar Global Abu Dhabi, sebagai penggantinya.
Dalam sebuah pernyataan, Zhao menyatakan komitmennya untuk bertanggung jawab atas segala kesalahan yang dibuat selama masa jabatannya di Binance.
Pergantian kepemimpinan ini mencerminkan upaya perusahaan untuk terus maju di bawah manajemen baru.
Kasus terhadap Binance dan penyelesaian selanjutnya menandai tonggak penting dalam upaya berkelanjutan pemerintah AS untuk mengatur industri mata uang kripto.
Hasilnya mengirimkan pesan yang jelas dan tegas kepada semua perusahaan yang beroperasi di bidang kripto — kepatuhan yang ketat terhadap peraturan dan sanksi anti pencucian uang sangat penting.
Kegagalan untuk mematuhi akan mengakibatkan konsekuensi yang parah, baik secara finansial maupun dalam hal pergantian kepemimpinan.
Peristiwa ini menggarisbawahi semakin pentingnya kerangka peraturan yang kuat untuk pasar mata uang kripto. Seiring dengan upaya pihak berwenang untuk memastikan akuntabilitas dan mencegah aktivitas terlarang dalam sektor yang berkembang pesat ini. (paa/ads)