ANDALPOST.COM – Saat ini para pengguna teknologi kecerdasan buatan (AI) yakni, ChatGPT semakin memanfaatkan teknologi tersebut secara beragam.
Salah satunya, terdapat tren terkait penggunaan ChatGPT untuk dijadikan sebagai pemberi saran atau terapi mereka (publik).
Berdasarkan laporan Aljazeerah, dalam contohnya, mengilustrasikan penggunaan AI terkait kesehatan mental, (27/04/2023).
Ada beberapa orang yang mengetik, “Aku memiliki anxiety,” yang kemudian dibalas oleh AI berupa “Saya menyesal mendengar bahwa Anda mengalami kecemasan”.
Lalu, contoh lain, pemanfaatan ChatGPT sebagai terapi diketahui dapat dilakukan ketika adanya balasan terkait strategi atau saran yang diberikan oleh AI tersebut.
“Ini bisa menjadi pengalaman yang menantang, tetapi ada strategi yang dapat Anda coba untuk membantu mengelola gejala Anda,” tulis contoh balasan AI dalam laporan.
Pengalaman Konseling ChatGPT
Terdapat pula, tulisan dari Vice yang mengatakan bahwa seorang pria bernama ‘Dan’, di New Jersey yang merasakan pemanfaatan ChatGPT sebagai terapis miliknya.
Adapun Dan, merasakan bahwa dari pengalamannya, dia membandingkan bagaimana proses antara seorang terapi (manusia) dan dengan ChatGPT atau AI serupa.
Dijelaskan, bahwa Dan mendapatkan pengalaman berbeda dalam melakukan terapi bersama ChatGPT dibandingkan seorang terapi.
Dan sering kali, pernah berkonsultasi tentang keadaannya yang cukup melelahkan di pekerjaan yang ia lakukan. Akan tetapi, dia merasa sesi terapinya tidak begitu memberikan jawaban yang dia inginkan.
Hal tersebut, membuatnya memikirkan hal lainnya dengan pemanfaatan ChatGPT atau pergi ke terapi yang biasa dia datangi.
Alhasil, Dan mulai memikirkan bagaimana pemanfaatan ChatGPT tersebut merupakan proses konseling yang lebih murah atau gratis, dibandingkan pergi ke konsultan atau therapist.
Berjalannya konsultasi yang dilakukan Dan dengan jangka yang panjang dengan dengan chatbot tersebut, ia rasakan sampai berjam-jam, membagi keluh kesahnya.
Tanggapan OpenAI Terkait Konseling
Melihat bagaimana mencuatnya berbagai pihak, yang merupakan pengguna ChatGPT dan menceritakan pengalamannya. Secara khusus, melakukan konseling dengan AI milik perusahaan OpenAI tersebut.
Pihak ChatGPT, memberikan peringatan kepada setiap penggunanya bahwa chatbot tersebut bukanlah terobosan yang dapat menggantikan peran psikolog. Serta, konselor dalam melakukan pemberian terapi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.