Kasus AI sebagai Konselor
Meskipun sudah dikeluarkannya peringatan dari ChatGPT. Perihal pemanfaatan teknologi mereka tersebut, masih mendorong bahwa AI bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengobatan terhadap kesehatan mental.
AI sebagai terobosan untuk mengobati kesehatan mental, dikatakan dapat menjadi jalan keluar yang tepat untuk melakukan pengobatan pada kondisi kesehatan. Khususnya, yang masih seringkali dianggap tabu, seperti di kalangan masyarakat Asia.
Hal tersebut dikarenakan, di kawasan Asia sendiri, masih ada stigma yang beragam ketika membicarakan kesehatan mental.
Ditambah pula, masih terdapat penanganan yang masih belum memadai untuk melakukan penanganan terhadap hal kesehatan mental untuk kawasan.
Pihak yang sudah menggemari ChatGPT sebagai tempat konseling, bahkan melihat keberadaannya dapat menjadi pengobat bagi suatu kondisi ‘terkait’.
Secara khusus, kondisi seperti kecemasan, depresi ringan, hingga penawaran langkah praktis yang bisa dilakukan pasien.
Dikatakan juga, bahwa prospek pemanfaatan AI, dapat memimpin pengobatan kesehatan mental. Tentunya, dengan pemanfaatan teknologi tersebut secara moral dan kepraktisan.
Alhasil, ChatGPT dianggap lebih dapat menyimpan keprivasian dari setiap orang yang berkonsultasi.
Akan tetapi, masih ada isu terkait informasi pribadi dan rekaman medis yang seringkali ditulis oleh seorang pengguna yang tidak terjamin keamanannya.
Sebagaimana demikian, penggunaan AI untuk melakukan terapi pun masih kontroversi dan diperdebatkan. Berbagai pihak tidak menyarankannya untuk pengobatan ‘jangka panjang’. (ben/adk)