“Jika kata-kata yang dihasilkan mesin menjadi jawaban kami terhadap majelis dan kebijakan kami, itu berarti kami telah meninggalkan demokrasi,” kata Hirai.
Masalah yang diperdebatkan dalam parlemen adalah apakah sistem tersebut harus digunakan untuk menyiapkan jawaban atas pertanyaan anggota parlemen.
“AI dapat menjadi alat yang ampuh untuk melengkapi tugas-tugas kita, tetapi tugas manusialah untuk memberikan jawaban akhir,” kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Yasutoshi Nishimura pada konferensi pers pada hari Jumat (21/4/2023). Ia tidak mendukung penggunaan ChatGPT dalam administrasi pemerintahan.
Siswa juga menggunakan sistem sedemikian rupa sehingga menggantikan pemikiran manusia. Di antara kasus yang paling serius adalah penggunaan sistem AI untuk menulis dokumen lamaran kerja.
Musim semi ini, seorang mahasiswa laki-laki di Universitas Keio mengajukan dokumen lamaran yang disusun oleh ChatGPT ke lima perusahaan, yang semuanya menerimanya.
“Lebih mudah dibaca dan lebih terorganisir daripada tulisan saya sendiri,” kata siswa itu tanpa sedikit pun merasa melakukan kesalahan moral. (xin/zaa)