ANDALPOST.COM — China dikabarkan akan kembali menekankan kepada setiap perusahaan yang menggunakan teknologi revolusioner. salah satunya kecerdasan buatan atau AI untuk mematuhi pembuatan konten sesuai dengan peraturan yang telah diterapkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Financial Times (FT), di mana China kembali ingin mengontrol penuh atas konten yang akan diproduksi oleh AI.
Seperti yang diketahui China merupakan negara sosialis dengan pemerintah memiliki otoritas penuh terhadap negara.
Dalam penegasan kontrol penuh tersebut disampaikan oleh Cyberspace Administration of China (CAC) yang merupakan badan pengawasan dalam bidang cyber di China.
Laporan yang dipublikasi oleh FT pada Selasa (11/7/2023), memaparkan bagaimana sikap tersebut merupakan sebuah usaha yang ingin dilakukan oleh China. Dalam menciptakan sistem yang akan memaksa perusahaan untuk mendapatkan lisensi sebelum mereka dapat merilis sistem AI generatif.
Perkuatan Peraturan
Dengan diimplementasikannya peraturan tersebut, semakin memperkuat regulasi yang pernah di keluarkan di bulan April lalu.
Yang dimana, regulasi itu telah memberikan lebih banyak ruang bagi grup untuk bermanuver. Sebab grup memiliki waktu 10 hari kerja untuk mendaftarkan produk mereka ke otoritas China setelah diluncurkan.
Sementara perizinan baru saat ini merupakan bagian dari peraturan yang sedang diselesaikan pada awal bulan ini.
Hal tersebut dijelaskan oleh pihak-pihak yang tidak disebutkan namanya ketika memberikan keterangan kepada FT.
Lantas hal itu menandakan, bagaimana Beijing sedang berjuang untuk mendamaikan ambisi untuk mengembangkan teknologi yang mengalahkan dunia. Terutama dengan rezim sensor yang sudah berlangsung lama.
Otoritas censorship China bukanlah hal yang baru, di mana ketika dihadapkan dengan perkembangan teknologi seperti AI yang bisa melakukan segala sesuatu dalam internet dengan lebih cepat, tepat, dan praktis, tentunya akan membuat negara seperti China khawatir.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.