Perkembangan Teknologi atau Kepentingan Negara
Disebutkan bahwa situasi saat ini tentunya membuat China berada dalam kondisi yang cukup membingungkan.
Di mana negara tersebut tentunya tidak akan menutup diri untuk melakukan perkembangan AI. Bisa dilihat beberapa perusahaan asal negara tersebut seperti Alibaba dan Baidu yang sudah mulai melakukan pengembangan terhadap teknologi AI.
Akan tetapi kekhawatiran terhadap perkembangan yang begitu pesat itu pun juga menjadi sebuah perhitungan bagi China.
“Ini adalah pertama kalinya (otoritas di China) mendapati diri mereka harus melakukan ‘trade-off” antara dua tujuan ‘fundamental’ Partai Komunis untuk mempertahankan kepemimpinan AI dan mengendalikan informasi,” kata Matt Sheehan, seorang peneliti di Carnegie Endowment untuk Perdamaian Internasional.
China melalui sistem censorshipnya pun akan menginginkan konten yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosialis. Tidak boleh berisi apa pun yang merusak kekuasaan negara, menganjurkan penggulingan sistem sosialis. Juga menghasut perpecahan negara atau merusak persatuan nasional.
Tentunya perketatan tersebut akan memberatkan setiap perusahaan China yang mengeluarkan AI. Sebab perusahaan harus “melatih” atau memprogram AI yang harus taat atau sesuai dengan regulasi yang ada.
Tuntutan seperti itu juga diperkirakan akan menghambat proses perkembangan teknologi AI di China dengan segala perketatan peraturan perilisannya oleh pihak pemerintah.
Di mana hal tersebut dapat membatasi banyak perusahaan untuk mengembangkan dan meningkatkan apa yang disebut model bahasa besar atau teknologi yang mendasari chatbot. Seperti ChatGPT OpenAI dan Bard Google. (ben/ads)