Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Cybercrime 2023 Ancam Sektor Game dan Streaming, Berikut Modus Kejahatannya

Perusahaan keamanan siber menyampaikan beberapa potensi dan modus kejahatan siber di 2023. (Sumber: Pexel)

Cara Melancarkan Aksi Kejahatan

Mereka melancarkan aksi kejahatannya dengan cara meretas akun game incarannya. 

“Penjahat dunia maya mengumpulkan informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi untuk membangun profil tentang calon korban mereka. Salah satu potensi bahaya game online dengan orang asing adalah fungsi obrolan yang memungkinkan anda berbicara dengan pemain lain,” tulis Kaspersky dalam siarannya. 

Adanya kemungkinan pencurian identitas itu perlu diperhatikan para pengguna layanan game. 

“Penjahat berpotensi menggunakan fungsi obrolan untuk mengumpulkan informasi sensitif seperti nama, nomor telepon, dan alamat rumah anda. Itulah mengapa penting untuk berhati-hati dengan informasi yang anda bagikan saat bermain game,” tambahnya.

“(Tidak disarankan) jika anda menggunakan nama pengguna dan kata sandi yang sama untuk semua platform game favorit anda. Jika peretas mendapatkan kredensial anda, mereka dapat mengakses semua akun dengan menggunakan serangan brute force yang melibatkan skrip otomatis untuk mencoba masuk ke akun anda. Itu memberikan potensi akun diambil alih,” lengkapnya. 

Beberapa pakar di dalam perusahaan Kaspersky menjelaskan adanya modus kejahatan siber lainnya yang mungkin terjadi pada sektor game.

Mereka menegaskan bahwa scammer dapat mengelabui korbannya dengan melakukan kesepakatan penipuan dalam game di tahun mendatang. 

Skema atau modus baru yang mungkin akan muncul ke permukaan berkaitan dengan penjualan kembali atau pencurian mata uang virtual. 

Sedangkan layanan streaming memiliki celah untuk para penjahat siber mendapatkan keuntungan setiap tahunnya. Pasalnya, layanan streaming menghasilkan lebih banyak konten eksklusif yang dirilis pada tiap-tiap platform tertentu. 

Biasanya trojan akan didistribusikan menggunakan layanan streaming sebagai media mereka dalam melancarkan aksi kejahatan sibernya. Tidak hanya itu, skema phishing dan penipuan juga ditunjukkan kepada para pengguna. 

(NFK/FAU)