ANDALPOST.COM – Sebagian masyarakat Jayapura diketahui masih mengungsi hingga Minggu (12/2), pasca gempa 5.4 magnitudo yang mengguncang pada Kamis (9/2).
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan keputusan mengungsi diambil masyarakat bukan semata karena adanya kerusakan rumah.
Abdul Muhari menjelaskan bahwa kerusakan rumah akibat gempa Jayapura sejatinya tidak signifikan. Data terkini BNPB mencatat 15 rumah rusak berat, 1 rusak sedang, dan 28 rusak ringan.
“Yang mempengaruhi jumlah pengungsi di Jayapura adalah gempa susulan. Pasca gempa tanggal 2 Januari 2023, gempa di Jayapura cukup intens. Jadi, masyarakat sudah cukup ‘terganggu’ dari Januari lalu,” jelas Abdul dalam keterangannya, Senin (13/2).
“Tanggal 9 Februari 2023 itu ada 118 gempa susulan. 46 di antaranya dirasakan oleh masyarakat. Itu yang sebenarnya berpengaruh kepada psikologis masyarakat. Sehingga pada malam hari mereka tidak terlalu merasa aman di rumah,” imbuhnya.
Abdul menyampaikan, di setiap lokasi pengungsian para penanggung jawab mengatakan bahwa masyarakat akan turun ke pengungsian kapanpun guncangan terasa.
Dijelaskan sebelumnya, total pengungsi dari tiga distrik yang terdampak gempa mencapai total 3.000 orang. Namun, Abdul menegaskan bahwa angka tersebut tidak konstan. Mayoritas pengungsi hanya mendatangi posko ketika malam hari.
“Kami cek salah satu pengungsian. Laporan BPBD Jayapura sebelumnya mencapai 300 pengungsi. Kita lihat siang hari tanggal 12 Februari, kosong. Malam hari masih ada 50-60 pengungsi. Rata-rata kaum ibu dan anaknya,” terang Abdul.
Ia menjelaskan kalau di lokasi tempat posko pengungsian tersebut merupakan kampung nelayan. Pada malam hari, kaum pria pergi melaut. Hal ini yang dinilai jadi alasan kaum ibu tidur di pengungsian agar merasa lebih aman.
“Kemarin kita cek dan kontrol lagi, tidak ada kondisi yang mencekam di pengungsian. Kami juga sudah drop selimut dan matras,” ujar Abdul.
BNPB Minta Kapolres dan Dandim Bicara dengan Pengelola Restoran Tempat 4 Korban Meninggal
Seperti diberitakan sebelumnya, gempa yang mengguncang Jayapura mengakibatkan empat korban meninggal dunia. Abdul menjelaskan persisnya korban tersebut meninggal tenggelam di bekas restoran terapung yang ambruk ke laut.
“Empat orang korban meninggal adalah pegawai restoran terapung. Perempuan semua. Mungkin, kita indikasikan, mereka tidak bisa berenang,” kata Abdul.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.