Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Demi Mendukung Perusahaan Lokal, India Mulai Batasi Impor Laptop

Demi Mendukung Perusahaan Lokal, India Mulai Batasi Impor Laptop
Ilustrasi perusahaan lokal India yang batasi impor laptop. (The Andal Post/Clarencia Mayvianti)

Inisiatif “Make in India” didasarkan pada empat pilar, yang telah diidentifikasi untuk mendorong kewirausahaan di India, tidak hanya di bidang manufaktur tetapi juga di sektor lainnya. 

Oleh karenanya, India juga menjadi pusat investasi baru bagi perusahaan-perusahaan besar. 

Modi tidak hanya membuat kampanye tersebut, tetapi juga melakukan amandemen dalam undang-undang Ketenagakerjaan. Hingga pengajuan pengembalian online & dari rasionalisasi lingkungan peraturan serta peningkatan validitas izin industri. 

Singkatnya, banyak perubahan yang telah dilakukan untuk mewujudkan ‘Make in India’. 

Sehingga saat ini,  kredibilitas India lebih kuat dari sebelumnya. Ada momentum, energi, dan optimisme yang terlihat.

Investasi India

Make in India membuka pintu investasi. Banyak perusahaan mengadopsi mantranya. Negara demokrasi terbesar di dunia sedang dalam perjalanan untuk menjadi ekonomi paling kuat di dunia.

Di sektor teknologi khususnya elektronik, nilai impor India mencapai $19,7 miliar pada periode April hingga Juni, naik 6,25% dari periode yang sama pada tahun 2022, menurut Reuters. 

Oleh karenanya, jika India mampu bekerja secara mandiri dalam produksi perangkat elektroniknya, India mampu menambah pemasukan dan juga lapangan kerja baru untuk masyarakatnya. 

Populasi usia kerja India diperkirakan mencapai satu miliar untuk dekade berikutnya. Hal ini diungkapkan oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. 

Tenaga kerjanya yang besar dan muda menjadikan daya tarik negara ini besar bagi perusahaan global yang mencari pusat manufaktur alternatif selain China.

Bahkan, pada awal tahun ini, menteri perdagangan India, Piyush Goyal, mengatakan Apple sudah membuat antara 5% dan 7% produknya di India.

“Kalau tidak salah, mereka menargetkan bisa naik sampai 25% dari produksinya,” ujarnya dalam sebuah acara di bulan Januari. (paa/ads)