Edukasi tentang DM
Selain melakukan skrining, Dinkes Pemkot Bandung pun bekerjasama dengan kader kesehatan remaja untuk memberikan edukasi tentang DM.
Pasalnya, anak-anak cenderung lebih ingin mendengarkan mereka yang berumur sebaya.
Dinkes pemkot Bandung pun berharap, kedepannya restoran dapat mecantumkan kandungan dan komposisi makanan di menu yang disajikan.
Hal tersebut nantinya akan membuat orang lebih peduli dengan apa yang dikonsumsi. Juga lebih bijak dalam memilih makanan yang akan mereka santap.
“Ini mengandung sekian kalori, setara dengan Anda berlari sekian menit. Bukan tidak boleh dikonsumsi, tapi semua orang jadi tahu dan peduli untuk membatasi konsumsi makanan tersebut. Serta perlu dibarengi dengan olahraga dan aktivitas yang sesuai. Istilah para spesialis penyakit dalam itu: jamu gendong (jaga mulut, banyakin gerak dong),” jelas Intan.
Wali kota Bandung juga mendukung langkah pencegahan yang diorganisir oleh Dinkes Pemkot Bndung tersebut. Lalu memberi arahan untuk diadakan Kantin Sehat yang diimplementasikan kembali di sekolah.
Tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Ia juga menyarankan, untuk mengajak anak membawa bekal, sebab masakan rumah bisa lebih terpantau komposisinya.
“Untuk keluarga yang memiliki anak remaja agar dapat memeriksakan kesehatan anak mereka secara berkala, setahun sekali, bisa di sekolah atau puskesmas,” tambahnya.
Antara lain hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari DM adalah menghindari asap rokok dan rutin berolahraga agar kalori yang masuk dapat dikeluarkan kembali.
Baca juga:
Tips untuk Memiliki Rambut yang Segar |
Lalu diet sehat dengan memperhatikan atau membatasi konsumsi gula maksimal empat sendok makan sehari dari semua makanan/minuman yang dikonsumsi dalam sehari
Juga, tidak lupa untuk rajin membaca komposisi atau kandungan bahan makanan kemasan, serta istirahat yang cukup. (xin/ads)