ANDALPOST.COM — Sejumlah pihak mendesak Jenderal Pol Somyot Poompanmoung selaku presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand untuk mundur dari jabatannya. Somyot yang terdesak akhirnya menerima keputusan Komite Olimpiade Nasional Thailand dan mengundurkan diri pada Jumat (30/6/2023).
Komite, yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri Jenderal Prawit Wongsuwan, memutuskan pada hari Jumat bahwa Somyot harus mengundurkan diri untuk bertanggung jawab atas perkelahian yang terjadi antara pemain Thailand dan Indonesia selama final sepak bola SEA Games pada 16 Mei di Kamboja.
Sementara itu, Somyot mengatakan, ia akan mengirimkan surat yang mengklarifikasi alasan pengunduran dirinya ke Federasi Sepak Bola Asean (AFF), Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan FIFA (Fédération Internationale De Football Association).
Kekalahan Thailand sebenarnya bukanlah hal yang terlalu buruk. Thailand bermain di final sepak bola melawan Indonesia di SEA Games ke-32, yang diakhiri dengan kemenangan 5-2 untuk Indonesia.
Kemenangan di Stadion Olimpiade Phnom Penh mengantarkan “Garuda” emas pertama mereka dalam olahraga tersebut dalam 32 tahun, sejak 1991.
Striker Indonesia Ramadhan Sananta mencetak dua gol di babak pertama sebelum Anan Yodsangwal dari Thailand membuat skor menjadi 2-1 di babak ke-64. Gol detik terakhir Yotsakorn Burapha membuat skor menjadi 2-2 sebelum perpanjangan waktu ditambahkan.
Namun, ini memicu agresi dari kedua belah pihak.
Usai menyamakan kedudukan, beberapa pemain Thailand melakukan selebrasi di depan bangku cadangan Indonesia sehingga terjadi konfrontasi. Ketegangan memuncak ketika pemain Indonesia membalas dengan juga melakukan selebrasi di depan bangku cadangan Thailand.
Insiden tersebut berujung pada tawuran antara pesepakbola dan staf di kedua kubu. Sehingga kedua tim mendapatkan tujuh kartu merah, dengan rincian empat untuk pemain dan tiga untuk staf.
Ini menjadi sebuah rekor dalam ajang SEA Games. Kartu merah termasuk tiga pemain Thailand dan satu anggota staf.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.