ANDALPOST.COM – Kenzie, seorang anak asal Bekasi berusia 16 bulan, mengalami kelebihan berat badan atau obesitas hingga 27 kilogram. Diketahui, Kenzie mengalami perkembangan yang terhambat dan kondisi seperti bentuk kaki yang tidak sempurna membentuk huruf O.
Kasus yang tergolong langka ini masih diteliti terkait faktor penyebab secara pastinya oleh tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Kemenkes. Dugaan awal penyakit obesitas disebabkan oleh kelainan genetik. Hal ini disampaikan melalui situs Kemenkes RI pada Minggu (12/3).
Untuk itu, pemeriksaan laboratorium sangat dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan spesifik.
Awal Mula Obesitas Kenzie
Pitriah, sang ibu dari Kenzie, mulanya mencurigai berat badan anaknya yang tidak normal di usia enam bulan. Pasalnya, berat badannya terus mengalami kenaikan yang signifikan.
“Sejak enam bulan mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus,” kata Pitriah melalui situs Antara.
Di samping itu, Kenzie yang telah memasuki usia enam bulan diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI), seperti bubur instan. Pitriah mengaku memberikan frekuensi dan porsi makan Kenzie secara normal.
“Makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore,” kata Pitriah.
Namun, hal tersebut diperparah lagi oleh sang ibu yang memberikan camilan ciki di warung. Hal ini ternyata mengakibatkan berat badan sang anak melonjak hingga 26,9 kilogram dengan panjang badan 75 cm pada Desember 2022.
Dugaan Obesitas dari Faktor Genetik
Melalui situs Kemenkes RI, Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan, dugaan faktor terbesar pemicu obesitas pada balita Kenzie adalah genetik atau keturunan.
Jika salah satu orangtuanya memiliki riwayat obesitas, maka anaknya memiliki peluang mewariskan penyakit tersebut sebesar 40-50%. Sedangkan jika obesitas dimiliki oleh kedua orangtuanya, maka peluang faktor keturunan menjadi 70-80%.
Namun, untuk lebih pastinya masih menunggu hasil dari pemeriksaan laboratorium.
‘’Faktor genetik menjadi pemicu kondisi obesitas pada Kenzie, dan ini merupakan kasus yang sangat langka. Jadi kepastian hasil pemeriksaan Lab sangat penting untuk menentukan diagnosis pasien,’’ jelas Syahril.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.