ANDALPOST.COM – Saham Apple turun 1,71% pada perdagangan Selasa pagi menjelang acara peluncuran produk perusahaan pada pukul 1 siang waktu Cupertino. Acara tahunan Apple tersebut sebenarnya telah digadang-gadang dapat menarik perhatian publik sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh pada nilai sahamnya.
Apple event sebenarnya acara peluncuran tahunan Apple pada musim gugur baru. Beberapa saat sebelum peresmian tersebut publik sudah pasti heboh dan tidak sabar menunggu acara tahunan tersebut.
Sayangnya, peluncuran produk-produk baru Apple di tahun ini tidak memberikan dampak banyak pada performa sahamnya. Saham Apple turun sekitar 1,71% padahal para investor telah membayangkan perbaikan saham Apple yang beberapa minggu terakhir terus menurun.
Apple umumnya menggunakan acara tersebut untuk menghebohkan konsumen akan produk-produk baru dengan fitur-fitur yang diperbarui, namun kegembiraan tersebut tidak selalu berarti perolehan saham. Meski begitu, buruknya penampilan saham Apple di hari rilisnya bukanlah hal yang pertama terjadi.
Saham Apple rata-rata mengalami penurunan 0,2% pada hari pengumuman iPhone, menurut Dow Jones Market Data. Saham rata-rata mengalami penurunan 0,4% pada hari peluncuran iPhone.
Sehingga penurunan saham Apple bisa dikategorikan terus menerus sejak pekan lalu. Banyak faktor yang menyebabkan turunnya saham Apple seperti yang terjadi di China.
Larangan produk Apple berdampak pada saham Apple
Menyusul berita bahwa penggunaan iPhone dilarang bagi pegawai pemerintah Tiongkok, saham Apple terus anjlok di satu pekan terakhir. Jika dikalkulasikan, nilai pasar saham perusahaan telah menurun lebih dari 6%, atau hampir $200 miliar.
Pasar terbesar ketiga bagi raksasa teknologi ini adalah Tiongkok, yang menyumbang 18% dari keseluruhan penjualannya pada tahun 2016. Foxconn, pemasok utama Apple, juga memproduksi sebagian besar produknya di sana.
Menurut artikel Wednesday Wall Street Journal (WSJ), Beijing telah menginstruksikan pegawai lembaga inti pemerintah untuk tidak menggunakan atau membawa iPhone ke tempat kerja.
Tidak hanya itu saja, Bloomberg News melaporkan bahwa karyawan di perusahaan dan organisasi milik negara yang mendapat dukungan dari pemerintah juga dapat terkena larangan tersebut.
Di media sosial Tiongkok, beberapa pengguna yang mengidentifikasi diri mereka sebagai karyawan perusahaan milik negara mengatakan mereka telah menerima perintah untuk berhenti menggunakan produk Apple pada akhir September. Berarti arahan yang diterima tersebut sangat tidak main-main.
Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah China menanggapi laporan tersebut. Apple memiliki valuasi pasar saham tertinggi di dunia yang nilainya hampir $2,8 triliun.
Performa saham Apple
Pada akhir Juni lalu, nilai pasar saham Apple Inc berhasil mengakhiri sesi perdagangan di atas $3 triliun untuk pertama kalinya. Membaiknya inflasi hingga rumor mengenai peluncuran produk baru Apple turut berperan penting dalam membaiknya saham Apple saat itu/
Saham perusahaan teknologi tersebut berhasil melonjak 2,3 persen menjadi $193,97, memberikan kapitalisasi pasar sebesar $3,05 triliun. Hal tersebut diungkapkan oleh Al Jazeera pada Juni lalu.
Nilai pasar Apple sempat mencapai puncaknya di atas $3 triliun untuk pertama kalinya pada 3 Januari 2022, dalam perdagangan intraday sebelum menutup sesi tepat di bawah angka tersebut.
Kenaikan terbaru pada saham Apple – sejauh ini sebesar 49 persen pada tahun 2023 – terjadi ketika saham-saham teknologi bangkit kembali di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve Amerika Serikat mungkin akan memperlambat laju kenaikan suku bunga. (paa/fau)