“Nah, (sebagai contoh) kalau Rp700 triliun lebih TKDD kita dibelanjakan di kuartal kedua, saya yakin dan percaya, desa-desa dan dana desa termasuk di dalamnya, itu bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Politisi Fraksi Partai Gerindra itu.
Selain itu, fraksi Gerindra juga menambahkan bahwa Komisi XI DPR telah meminta pemerintah untuk menggenjot tax ratio. Sebab, defisit sudah harusnya di bawah angka tiga persen.
Hal ini diterapkan pada sektor yang selama 15 bulan terakhir alami pertumbuhan. Pasalnya, diketahui sejak tahun 2020, tax ratio kembali tumbuh 9,11 persen sejak 2021 dan 10,41 persen pada 2022.
“Kalau tax ratio, tercapai sesuai dengan target di kuartal kedua dan ketiga tahun ini, maka kita akan optimis ketahanan fiskal kita akan kuat. Sehingga, tahun depan, APBN 2024 nanti, tingkat resiliensinya akan jauh lebih baik,” tutup legislator.
Dikhawatirkan jika gejala resesi mulai maka pemerintah akan kelabakan dalam menghadapinya. Langkah strategis yang dibuat nanti justru tidak tepat dan malah menyebabkan masyarakat terjerumus ke lubang resesi yang lebih dalam. Mengingat saat ini masyarakat kelas menengah ke bawah ketakutan dengan narasi resesi.
Dikatakan bahwa resesi bakal mengancam kelas menengah, mereka akan jatuh miski ke golongan kelas bawah. Sehingga kelas sosial hanya menyisakan dua golongan yakni atas dan bawah. Artinya yang kaya akan semakin kaya, dan kaum sederhana hingga miskin bakal melarat. (pam/ads)