ANDALPOST.COM – Implementasi transformasi kesehatan saat ini tengah digencarkan melalui dukungan kerja sama dan komitmen hubungan diplomatik yang telah dibangun selama 50 tahun.
Hubungan diplomatik tersebut dijalin antara Indonesia dan Korea dengan memanfaatkan momentum sekaligus peringatan hubungan baik antar kedua negara.
Budi G. Sadikin, Menteri Kesehatan menjadi salah satu delegasi Dialog Tingkat Tinggi Pertama Indonesia dengan Korea Selatan.
‘’Kunjungan kerja kali ini sifatnya strategis yakni mengambil momentum 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan bagi kerja sama Kesehatan kedua negara,” ujar Budi G. Sadikin, dikutip melalui situs resmi Kemenkes pada Senin (27/3).
“Khususnya untuk mendukung program transformasi kesehatan di tanah air,” lanjutnya.
Diketahui, Menteri Kesehatan dan kesejahteraan Korea Selatan telah mengadakan pertemuan selama tiga hari sejak 23 Maret 2023.
Di sisi lain, berlangsungnya kerja sama kesehatan Indonesia dengan Korea merupakan tindak lanjut MoU Kesehatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak menteri, saat persidangan Menteri Kesehatan G20 di Bali pada Oktober lalu.
Melalui kerja sama baik tersebut, Indonesia juga meminta dukungan Korea secara aktif terhadap ASEAN Centre for Publich Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) yang didirikan di tingkat kawasan.
Tujuannya untuk memainkan peran penting surveilans dan kapasitas laboratorium dalam mendeteksi penyakit menular berpotensi wabah, serta institusi yang membangun ketahanan kesehatan di ASEAN.
Sementara itu, Menkes Budi juga menjadi saksi penandatanganan kerja sama atau MoU antara SK Plasma dan Daewoong Infion, Rumah Sakit Prof. Ngoerah Bali dan Sun Medical Hospital, serta Rumah Sakit Farmawati dengan Seoul National University Hospital (SNUH).
Sambutan Menkes
Menkes Budi dalam sambutannya, menegaskan pelaksanaan dua investasi dan transfer teknologi dari industri kesehatan Korea.
Selain itu, kerja sama akademik guna meningkatkan kapasitas rumah sakit menjadi upaya yang sangat penting untuk dilakukan.
Pada pilar Ketahanan Kesehatan, sebagai upaya untuk menguatkan strategi Indonesia agar lebih mandiri dalam industri farmasi dan alat kesehatan. Termasuk produk plasma darah yang penting untuk menangani pasien.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.