ANDALPOST.COM – Olahraga merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan seluruh bagian tubuh baik itu kepala, tangan hingga kaki.
Olahraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh seperti menjaga berat badan, menyehatkan tubuh, dan meminimalkan resiko seseorang terkena penyakit.
Tak hanya bagi kesehatan tubuh saja, olahraga juga memiliki manfaat besar lainnya bagi suatu negara. Dimana dengan olahraga, perekonomian suatu negara dapat semakin meningkat dan citra suatu negara dapat menjadi semakin terpandang di dunia internasional.
Hal inilah yang pada akhirnya membuat seluruh negara berbondong-bondong menggelar kompetisi olahraga dalam skala besar dan menunjukan kualitas para atlet negara mereka.
Namun jika kita membahas mengenai olahraga, sering kali terdapat pertanyaan. Pertanyaan tersebut mengenai apakah olahraga tersebut hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berbakat dan memiliki fisik yang lengkap?
Lalu bagaimana nasib para penyandang disabilitas yang memiliki bakat olahraga dan ingin ikut berkompetisi?
Meskipun saat ini sudah ada beberapa olahraga yang dikhususkan bagi penyandang disabilitas. Namun hal tersebut masih sangatlah sedikit dan kecil jika dibandingkan dengan berbagai pertandingan yang sering digelar oleh berbagai negara.
Di Indonesia sendiri, pertandingan bagi para penyandang disabilitas masih terlihat sangatlah minim dan jarang terjadi. Yang mana, hal ini tentu menciptakan banyak spekulasi dari masyarakat Indonesia bahwa para penyandang disabilitas tidak memiliki kesempatan untuk menyalurkan bakatnya dalam bidang olahraga.
Pertemuan Kemenpora dan KND RI
Hal inilah yang pada akhirnya mendorong Dito Ariotedjo selaku Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) mengambil tindakan. Ia menerima Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia (KND RI) pada Senin, (22/5/2023).
Dimana dalam pertemuan tersebut, Rachmita Maun Harahap selaku perwakilan KND RI menyampaikan beberapa hal kepada Menpora Dito. Tugas KND yang sebagai pemantau, evaluasi, dan advokasi pada perlindungan, penghormatan dan pemenuhan hak bagi para penyandang disabilitas.
“Mas Menteri, terima kasih atas waktunya untuk audiensi. Mohon maaf Ketua (Ibu) Dante Rigmalia tidak bisa hadir. Karena sedang perjalanan ke Bandung,” tutur Komisioner Rachmita.
“Kami mohon dukungan pemenuhan hak-hak di bidang kepemudaan dan keolahragaan yang meliputi 22 hak penyandang disabilitas. 4 hak spesifik anak dengan disabilitas, 7 hak spesifik perempuan dengan disabilitas,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rachmita mengucapkan banyak terima kasih kepada Kemenpora. Hal ini karena telah memberikan perhatian lebih bagi para penyandang disabilitas. Ia juga sangat mengapresiasi Kemenpora karena telah mengikutsertakan penyandang disabilitas ke beberapa kegiatan keolahragaan.
“Kami mengapresiasi Kemenpora yang selama ini telah memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas. Dan berharap dapat diikutsertakan diberbagai kegiatan tidak hanya spesifikasi tetapi kegiatan umum lainnya. Agar stigma disabilitas punya perspektif baru mampu untuk berkarya,” ujarnya.
Dukungan Menpora
Dalam menanggapi hal tersebut, Menpora Dito menjelaskan perubahan yang ia bawa dalam era kepemimpinannya. Dirinya telah mendukung penuh para penyandang disabilitas yang ingin mengikuti berbagai kegiatan.
Hal ini dapat terlihat dari dirinya yang mengangkat salah satu penyandang disabilitas sebagai Staf Khusus Bidang Peningkatan Prestasi dan Pengembangan Industri Olahraga.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.