ANDALPOST.COM – Elon Musk dikabarkan memulihkan akun Twitter beberapa jurnalis yang ditangguhkan usai menuai banyak kecaman.
Sebelumnya, beberapa akun jurnalis tersebut ditangguhkan karena menerbitkan data mengenai pesawat Elon Musk ke publik.
Pemulihan itu dilakukan Musk setelah penangguhan akun Twitter jurnalis menimbulkan kritik tajam dari pejabat pemerintah, kelompok advokasi dan organisasi jurnalisme dari beberapa bagian dunia, Jumat (16/12/2022).
Beberapa juga mengatakan platform microblogging membahayakan kebebasan pers.
Jajak pendapat melalui Twitter yang dilakukan Elon Musk juga menunjukkan mayoritas responden menginginkan akun jurnalis tersebut dipulihkan.
Dari 3,69 juta yang turut serta dalam jajak pendapat itu, hampir 59 persen mengatakan Elon Musk harus memulihkan akun para jurnalis itu.
“Orang-orang telah berbicara. Akun yang melakukan doxx di lokasi saya akan dicabut penangguhannya sekarang,” cuit Elon Musk, Jumat (16/12/2022) malam waktu setempat.
Dikutip dari Reuters, akun jurnalis yang ditangguhkan Elon Musk tersebut termasuk jurnalis dari New York Times, CNN, dan Washington Post.
Sementara itu, pejabat andal dari Uni Eropa, Perancis, Jerman, dan Inggris mengutuk keras penangguhan yang dilakukan oleh Musk tersebut.
Penangguhan akun Twitter jurnalis itu diberi label “Pembantaian Kamis Malam”, dan dianggap para kritikus sebagai bukti bahwa Musk ingin mengekang serta menghilangkan tweet pengguna yang secara pribadi tidak disukainya.
Akibat ulah Musk tersebut, saham Tesla, pembuat mobil listrik miliknya anjlok sekitar 4,7 persen dan membukukan kerugian mingguan terburuk sejak Maret 2020.
Selain itu, banyak investor khawatir akan sikap Musk yang menimbulkan gangguan serta perlambatan ekonomi global.
Pada hari Jumat (16/12/2022), menteri industri Prancis Roland Lescure membuat tweet bahwa dirinya akan menangguhkan aktivitasnya sendiri di Twitter usai kasus penangguhan jurnalis oleh Musk.
Di sisi lain, kepala komunikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Melissa Fleming juga memberikan tanggapan atas sikap Musk tersebut.
“Saya sangat terganggu” oleh penangguhan tersebut dan kebebasan media bukanlah mainan,” tulis Fleming.
Kementerian Luar Negeri Jerman juga memperingatkan Twitter bahwa pihaknya sangat kecewa atas tindakan Musk yang berpotensi membahayakan kebebasan pers.
ElonJet
Penangguhan tersebut bermula dari akun Twitter bernama ElonJet. Seperti diketahui, ElonJet melakukan pelacakan pesawat pribadi milik Elon Musk dan membagikannya ke publik.
Lantaran itulah, akun Twitter milik ElonJet dan beberapa akun lainnya yang melacak jet pribadi Elon Musk mulai ditangguhkan.
Meskipun, tweet Musk sebelumnya mengatakan dia tidak akan menangguhkan ElonJet karena alasan kebebasan berbicara.
Namun, tak lama kemudian Twitter pun mengubah kebijakan privasinya untuk melarang berbagi “informasi lokasi langsung”.
Kemudian pada Kamis (15/12/2022) malam, beberapa jurnalis, termasuk dari New York Times, CNN dan Washington Post, diskors dari Twitter tanpa pemberitahuan.
Kepala kepercayaan dan keamanan Twitter Ella Irwin menjelaskan tim secara manual meninjau “setiap dan semua akun” yang melanggar kebijakan privasi baru dengan memposting tautan langsung ke akun ElonJet.
“Saya mengerti bahwa fokusnya pada akun jurnalis, tetapi kami menerapkan kebijakan tersebut secara setara untuk akun jurnalis dan non-jurnalis,” terang Irwin melalui email.
Sementara itu, Society for Advancing Business Editing and Writing (SABEW) mengatakan tindakan Twitter tersebut melanggar semangat amandemen pertama dan prinsip bahwa platform media sosial akan memungkinkan distribusi informasi tanpa filter yang sudah ada di publik.
Elon Musk menuduh para jurnalis memposting lokasi real-time-nya,
“Jika Anda dox, Anda diskors. Akhir cerita,” terang Musk.
“Dox” sendiri merupakan istilah untuk menerbitkan informasi pribadi tentang seseorang, biasanya dengan niat jahat.
(SPM/FAU)