Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Eropa Kelimpungan di Tengah Kebijakan Pembatasan Ekspor China

Eropa Kelimpungan di Tengah Kebijakan Pembatasan Ekspor China
Ilustrasi Eropa kelimpungan atas kebijakan pembatasan ekspor China. (The Andal Post/Clarencia Mayvianti)

ANDALPOST.COM — Belum lama setelah China memberlakukan pembatasan ekspor, para pengusaha kendaraan listrik terutama di Eropa mulai kelimpungan. Kebijakan pembatasan ekspor China dianggap menjadi sebuah ‘badai’ di industri Eropa.

Keputusan China baru-baru ini untuk membatasi ekspor dua logam, yakni galium dan germanium yang digunakan dalam semikonduktor dan EV harus menimbulkan tanda bahaya bagi para pemimpin Eropa. 

Hal ini menunjukkan ketergantungan benua yang berlebihan pada China. Juga kebutuhan untuk membangun rantai pasokan yang mahal. 

Menurut Ketua Renault, Jean Dominique Senard, kepada Reuters pada Sabtu (8/7/2023), saat ini negara adidaya Asia mendominasi bahan baku. Terutama bahan baku untuk membuat baterai mobil nol emisi. 

Industri di Eropa saat ini memang telah bergantung dengan apa yang selama ini telah dipasok oleh China. 

Ini dikarenakan, produksi kedua bahan yang berasal dari China ini mampu diproduksi dengan biaya cukup rendah. Produsen di tempat lain pun belum mampu menandingi biaya kompetitif negara tersebut.

Jika negara-negara pembuat kendaraan listrik nekat membuat sendiri kedua bahan baku ini, tentunya akan menantang. Sebab secara teknis, insentif energi, dan menimbulkan polusi, juga sangat sedikit fasilitas di luar China yang mampu mengekstraksi kedua logam tersebut.

Tantangan Pabrik Kendaraan Listrik Eropa 

Menurut Senard, tekanan di industri kendaraan listrik saat ini adalah pasokan bahan utama. 

“Ketika saya berbicara tentang badai China, saya berbicara tentang tekanan kuat hari ini terkait impor kendaraan (listrik) China ke Eropa,” kata Senard.

Jean-Dominique Senard selaku ketua Renault SA Sumber: Renault Group

Senard juga menambahkan, bahwa saat ini Eropa memang masih mampu memproduksi. Tetapi, industri kendaraan listrik Eropa juga harus memastikan ketersediaan barang. 

“Kami mampu membuat kendaraan listrik, tetapi kami berjuang untuk memastikan keamanan pasokan kami,” katanya.

Pembatasan ekspor China pun meningkatkan perang teknologi dengan Amerika Serikat. Hal ini juga berpotensi menyebabkan lebih banyak gangguan pada rantai pasokan global. 

“Jika ada krisis geopolitik yang nyata, kerusakan pabrik baterai yang hanya ditenagai oleh produk yang berasal dari luar akan sangat besar,” kata Senard memperingatkan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.