Dari kunjungannya ke tiga gudang yang ada di Cipinang, dia menemukan terdapat dua yang yang terindikasi melakukan pelanggaran. Dan salah satunya yaitu, pengoplosan Bulog dengan lainnya.
“Tadi sudah lihat kan, berasnya sudah di-mix, campur. Semakin saya jalan, semakin banyak saya temukan. Makanya mau saya cek ke laboratorium,” kata Budi Waseso.
Buwas juga menemukan adanya karung impor ukuran 50 kilogram dan tumpukan karung merk lokal ukuran kecil yang tidak berisi apa-apa di dua gudang sekaligus. Sehingga ia mencurigai adanya upaya pengemasan ulang (repackaging) Bulog yang dipindahkan ke karung lainnya.
Buwas menduga karung untuk operasi pasar yang berisi beras premium dijual dengan harga medium. Dipindahkan ke karung lokal lalu dijual dengan harga premium.
“Ini beli dari saya Rp8.300, dipindahkan ke situ jadi Rp12 ribu. Dijual Rp12 ribu, karena dianggap ini adalah produksi dalam negeri,” kata Buwas.
Dugaan pengoplosan perlu diusut tuntas, sebab jika benar hal ini terjadi, operasi pasar yang dilakukan pemerintah menggunakan beras impor tidak akan berhasil menurunkan harga pasaran. (wan/fau)
