Jeff Jarvis, seorang profesor jurnalisme dan komentator media, mengatakan alat baru Google, seperti yang dijelaskan, memiliki potensi kelebihan dan kekurangan.
“Jika teknologi ini dapat memberikan informasi faktual dengan andal, jurnalis harus menggunakan alat tersebut,” kata Jarvis.
Akan tetapi Jarvis juga melihat adanya ketakutan penggunaan AI tersebut oleh para jurnalis dalam menjelaskan konteks nuansa dan pemahaman budaya, dapat merusak kredibilitas tidak hanya alat, tetapi juga organisasi berita yang menggunakannya.
Seperti yang sudah didapati oleh beberapa kantor media seperti CNET bahwa penggunaan AI dalam penulisan berita tidak selalu berlangsung baik.
Yang dimana media tersebut mengeluarkan koreksi setelah mengetahui kesalahan substansial di sebagian besar dari 77 artikel yang ditulis mesin yang diterbitkan di bawah CNET Money byline.
Dalam kasus lain awal bulan ini, io9 Gizmodo menerbitkan karya Star Wars yang penuh dengan kesalahan yang dikaitkan dengan “Bot Gizmodo”. (ben/fau)