“Siapa tahu 30-40 tahun akan datang, kita temukan anak NTB jadi walikota, gubernur bahkan perdana menteri di sana,” ujarnya.
Hal yang kini terdengar bagai mimpi itu, menurutnya bukan tidak mungkin terwujud. Ia merujuk Inggris sebagai contoh.
“UK sudah membuktikan. Prime Minister UK berasal dari India. Anak imigran juga. Seperti tenaga kerja yang kita kirim ke luar negeri sekarang,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa dorongan bagi anak-anak NTB bersekolah di luar negeri bukan disebabkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Kami mengirim ribuan anak muda belajar universitas di luar negeri bukan karena kualitas pendidikan kita lemah di sini. Tapi supaya cara pandang terhadap primordialisme berkurang,” terangnya.
Menurutnya, pada mereka yang bersekolah di luar negeri akan muncul rasa kebangsaan sesuai kaidah dan nilai-nilai ajaran NU.
Zulkiefli juga menyinggung soal biaya pendidikan anak-anak PMI NTB di Malaysia nantinya. Ia mengatakan akan melakukan perbincangan lanjut dengan perusahaan tempat PMI akan bekerja.
“Kalaupun akan menjadi beban bagi perusahaan, bukan mustahil pendidikan anak-anak itu akan coba kami tanggung dari Pemerintah NTB sendiri,” tutupnya. (lth/fau)