ANDALPOST.COM — Rangkaian peristiwa ledakan pada Minggu (26/11/2023), Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, meletus sebanyak tiga kali. Sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah daerah dan warga.
Letusan terjadi pada pukul 22.08, 22.25, dan 22.40 waktu setempat, masing-masing ditandai dengan kolom letusan yang menjulang tinggi mencapai kurang lebih 1.000 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan pemberitaan, aktivitas vulkanik tersebut menyebabkan keluarnya abu yang menyelimuti beberapa wilayah di sekitar gunung tersebut.
Kabupaten-kabupaten, termasuk Lampung Selatan, Pesawaran, dan Pringsewu, mengalami hujan abu. Sehingga mendorong penduduk setempat untuk menghadapi dampak letusan.
Letusan tersebut juga menghasilkan suara gemuruh yang jelas, terdengar dari jarak yang cukup jauh. Sehingga semakin meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya aktivitas gunung berapi.
Selain itu, aliran piroklastik, yang ditandai dengan aliran gas panas dan material vulkanik yang cepat, diamati, mencapai kecepatan hingga 700 km/jam.
Fenomena berbahaya ini turut menimbulkan kepanikan di kalangan warga yang tinggal di sekitar gunung berapi. Sehingga banyak yang mengungsi dari rumah mereka untuk mencari daerah yang lebih aman.
Otoritas Pemantau Naikkan Status Anak Krakatau
Menyikapi situasi yang semakin meningkat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status waspada Gunung Anak Krakatau menjadi level III yang menunjukkan status “waspada”.
Penunjukan ini menandakan peningkatan potensi letusan lebih lanjut, sehingga memerlukan kewaspadaan yang lebih tinggi dari pihak berwenang dan masyarakat.
PVMBG mengeluarkan imbauan yang mendesak masyarakat yang tinggal di dekat gunung berapi untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi kemungkinan perintah evakuasi jika situasi meningkat.
“Tinggi kolom letusan teramati ± 800 m di atas puncak (± 957 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut,” demikian penjelasan PVMBG dalam laman resminya, Minggu (26/11/2023).
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 34 detik,” imbuh PVMBG.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.