Hadiri Forum Internasional Tentang Pandemi, Indonesia: Ada Empat Strategi Hadapi COVID-19

Penyusunan pelatihan terakreditasi dengan kurikulum terstandar 

Tujuannya, agar tim dapat bergerak dengan cepat dan siaga sehingga pelatihan pencegahan dan pengendalian zoonosis dan infeksi emerging dengan pendekatan One health dapat dilakukan.

Termasuk juga, pelatihan untuk kesiapsiagaan pandemi di rumah sakit.

Melakukan pemantauan implementasi respon Covid-19

Hal ini diwujudkan melalui Intra Action review (IAR) COVID-19 guna melakukan monitoring implementasi respon COVID-19. Lalu, bisa juga untuk mengetahui dan menelusuri langkah terbaik dalam rangka meningkatkan strategi respon COVID-19.

Integrasi sistem surveilans sentinel Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI)

Guna mengintegrasikan COVID-19 dan influenza, maka dilakukan sistem surveilans sentinel Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) digiatkan. 

Upaya ini melibatkan rumah sakit, puskesmas, laboratorium PCR, laboratorium regional, dan jejaring laboratorium sekuensing. Tujuannya, untuk mengidentifikasi patogen yang berkembang secara cepat dengan genomic sequencing.  

Diketahui, saat ini sudah terdapat 31 sentinel ILI berbasis puskesmas dan 14 sentinel SARI berbasis rumah sakit.

Hasil Agenda Preparedness and Resilience for Emerging Threats (PRET)

Pada pertemuan ini, World Health Organization (WHO) meluncurkan modul pertama PRET yang berfokus pada kesiapsiagaan pandemi akibat patogen pernapasan. 

Di samping itu, juga melakukan perilisan Call for Action PRET yang berguna untuk meningkatkan kesiapsiagaan pandemi dan memberikan peluang untuk koordinasi antar multisektor dalam kesiapsiagaan pandemi.

Baca juga: Diduga Limbah Medis Dibuang ke Pinggir Jalan, Ini klarifikasi Dinas Kesehatan Majalengka

Adapun pihak yang dapat menggunakan modul ini ialah lintas sektor di tingkat negara atau daerah yang menggunakan pendekatan terpadu terhadap kesiapsiagaan pandemi patogen pernapasan. Hal ini didasarkan oleh 5 komponen, seperti:

1. Koordinasi kedaruratan
2. Surveilan kolaboratif
3. Perlindungan masyarakat
4. Pelayanan klinis, respon medis, dan laboratorium
5. Akses vaksin, obat, alat deteksi dan suplai lainnya untuk penanggulangan. (rnh/ads)