ANDALPOST.COM – H&M telah bergabung dengan semakin banyak toko ritel yang mulai membebankan biaya kepada pelanggan untuk mengembalikan pembelian online mereka dengan mengurangi biaya dari total pengembalian dana mereka.
Pengecer tersebut mulai menguji pembebanan biaya untuk barang yang dikembalikan pada bulan September tahun lalu di Amerika Serikat. Namun kini telah memperluas cabangnya ke Inggris dengan toko lokal lainnya termasuk Zara dan Uniqlo untuk mengurangi biaya operasional pasca-pembelian.
Kebijakan pengembalian barang di H&M Inggris
Pelanggan di Inggris kini diharuskan membayar biaya pengembalian sebesar $2,47 (Rp 38.018) untuk setiap paket yang dikembalikan. Biaya pengembalian di Inggris tersebut bahkan lebih kecil dari biaya pengembalian yang harus dibayarkan oleh pembeli di Amerika Serikat yaitu sebesar $5,99 (Rp 92.199).
Namun, perubahan ini tidak berlaku untuk di dalam toko pengembalian atau kepada anggota H&M dan pertama kali diterapkan untuk memangkas biaya, dan perusahaan tersebut mengatakan kepada CNN tahun lalu bahwa mereka akan menguji pengembalian berbayar di beberapa pasar.
“Itu semua tergantung bagaimana pelanggan menerimanya. Oleh karena itu, kami melakukan pengujian untuk melihat apakah hal tersebut dapat dilakukan dengan cepat,” kata Helena Helmersson, CEO H&M saat melakukan pengumuman kinerja keuangan.
Dengan membebankan biaya pengembalian, H&M dapat mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkannya, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh pengembalian massal yang melipatgandakan jumlah polusi yang dihasilkannya.
Emisi karbon dioksida meningkat dari 15 menjadi 24 juta metrik ton di Amerika Seriikat hanya dari barang yang dikembalikan antara tahun 2019 dan 2022, dengan hingga setengah dari pakaian yang dibeli secara online dikembalikan ke toko.
Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh perusahaan retail tersebut disebut sebagai langkah yang dapat membuat para pembelinya berpikir kembali jika ingin mengembalikan barang. Selain menguntungkan perusahaan karena dibantu dari segi operasional, kebijakan ini juga secara tidak langsung akan berdampak pada lingkungan.
Menurut laporan, belanja online meningkat pesat selama pandemi ini, namun hal ini juga berarti peningkatan besar dalam jumlah barang yang dikirim kembali karena tidak sesuai, atau tidak sesuai harapan.
Namun sisi baiknya, pihak H&M memberitahu kepada para pelanggan di situs web mereka bahwa para pembeli tidak akan dikenakan biaya pengembalian jika barang dianggap cacat atau tidak benar. Ini mendesak pelanggan untuk memastikan untuk mencatat informasi itu ketika mendaftarkan pengembalian mereka.
“Anda tidak akan dikenakan biaya jika suatu barang dianggap cacat atau tidak benar, jadi harap pastikan untuk mencatat informasi tersebut saat mendaftarkan pengembalian Anda,” tulis H&M dalam websitenya.
Di sisi lain, H&M juga berusaha untuk terus merangkul para pelanggan setianya. Dalam artikel yang sama, H&M menjelaskan bahwa para pelanggan tidak akan dikenakan biaya pengembalian jika mereka mendaftarkan diri mereka sebagai ‘member’ dari perusahaan retail berlogo merah tersebut.
Hal ini dilakukan untuk terus bisa mempertahankan pelanggan setianya. Seperti yang diketahui belakangan ini, para perusahaan retail terus mencoba untuk memanjakan pelanggannya dengan keuntungan seperti diskon dan juga seperti yang dilakukan oleh H&M. (paa/fau))