ANDALPOST.COM – Program imunisasi ganda merupakan program yang tengah digiatkan dan diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini.
Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk melakukan peningkatan terhadap cakupan imunisasi rutin lengkap pada anak. Mengingat selama pandemi Covid-19 terjadi penurunan secara drastis.
Melalui program ini, diharapkan tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan dapat melakukan kesiapsiagaan.
Di samping itu, kemampuan dalam memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya melakukan suntikan imunisasi ganda juga harus dimiliki oleh tenaga kesehatan.
Upaya tersebut memang bukan hal yang mudah dilakukan, tenaga kesehatan harus memiliki kepercayaan penuh terhadap imunisasi ganda.
Hal ini tercermin pada tantangan yang dihadapi saat ini menunjukkan masih ada tenaga kesehatan yang takut dan khawatir akan imunisasi ganda akan memiliki efek samping yang lebih berat.
Tanggapan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jawa Barat
Menanggapi terkait kekhawatiran terkait efek samping imunisasi ganda, dr. Rochady Hendra Setya Wibawa, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat memberikan penjelasannya terkait hal tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan saat ia melakukan kunjungan kerja Delegasi Kemenkes Ghana ke Bandung, Jawa Barat baru-baru ini.
Berdasarkan informasi pada situs resmi Kemenkes RI, Dr Rochady mengatakan, jika ada suntikan ganda biasanya para tenaga kesehatan akan memberikan jarak waktu sekitar dua minggu.
Hal ini dikhawatirkan apabila diberikan secara bersamaan akan terdapat efek samping yang dihasilkan dari obat tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.