Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

India Stop Ekspor Beras, Waspada Harga Beras Melonjak 

India Stop Ekspor Beras, Waspada Harga Beras Melonjak
Sumber bahan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Ekonomi menjadi salah satu hal yang bisa menyebabkan banyak sektor terguncang jika ekonomi goyah. Tantangan yang dihadapi dunia saat ini yaitu ketidakpastian ekonomi dan ancaman cuaca ekstrim. Hingga gesekan politik membuat negara-negara mulai membuat aturan untuk menjaga kestabilan negaranya. 

Jika sebelumnya, diketahui China melakukan larangan mengekspor bahan dasar chip, kini giliran India yang membuat aturan ekspor. Pada Jumat (21/7/2023) WIB, CNBC Internasional mengabarkan bahwa dalam waktu dekat, India akan mulai melarang ekspor beras putih non-basmati.

Aturan Baru India

Salah satu olahan nasi di India Sumber: Asia Society

Pengumuman yang keluar itu sekaligus menandai langsung berlakunya aturan tersebut. Pemerintah India mengeluarkan aturan tersebut dalam upaya untuk mengendalikan harga pangan yang tinggi.

Otoritas India mengatakan, India selama ini berperan banyak dalam suplai beras di seluruh dunia. Oleh karenanya, untuk menjaga kestabilan pangan negara, India memberlakukan aturan tersebut. 

Kementerian Urusan Konsumen mengatakan, larangan tersebut akan membantu memastikan ketersediaan yang memadai beras putih non-basmati di India. Serta menahan kenaikan harga di pasar domestik.

Menurut data, India adalah pengekspor beras terkemuka di dunia. Diketahui telah menyumbang lebih dari 40% perdagangan beras global, serta produsen terbesar kedua setelah China.

Seorang analis harga pangan pun mengatakan, bahwa larangan ini dapat membuat harga yang sudah tinggi melonjak lebih tinggi lagi, memperparah efek dari larangan pengiriman beras pecah pada bulan September di negara itu.

“(pasokan) beras global akan mengetat secara drastis… karena negara ini adalah produsen makanan pokok kedua terbesar di dunia,” kata Eve Barre, Ekonom ASEAN di perusahaan asuransi kredit perdagangan Coface.

Barre mengatakan, Bangladesh dan Nepal akan paling terpukul oleh larangan tersebut. Sebab kedua negara tersebut adalah tujuan ekspor utama.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.