ANDALPOST.COM – Indonesia memiliki simpanan logam yang besar, dan ketersediaan ini amat dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, Senin (29/05/2023).
Kebutuhan ini meningkat, mengingat tingginya permintaan akan kendaraan listrik, itulah mengapa pasar IPO Indonesia ini sekarang justru lebih laku dan “panas.”
Tentunya, jika dibandingkan dengan pasar sektor teknologi, secara global.
Hal ini, menjadikan Indonesia sebagai mesin penting untuk adanya perubahan atau transisi hijau yang terjadi secara global. Serta, juga menjadikan negara kita sebagai magnet untuk para investor.
Saat ini, negara-negara di Asia Tenggara menempati peringkat keempat terbesar di dunia.
Alhasil, sebagai pasar terbesar untuk perusahaan yang baru terdaftar, jika diukur dengan jumlah modal yang terkumpul.
IPO (Initial Public Offering) Indonesia
Indonesia dalam pasar Asia Tenggara saat ini, telah mengambil alih kekuatan pasar Hong Kong, yang telah lama sekali menjadi salah satu pasar IPO teratas.
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1995, Indonesia sendiri telah melampaui kekuatan ekonomi India, Korea Selatan, dan Jepang.
Di sisi lain, Perris Lee, seorang jurnalis keuangan yang berfokus pada pasar modal ekuitas Asia di penyedia data Dealogic memberikan tanggapan terkait ini.
Lee mengatakan bahwa, hal yang terjadi kali ini tidak normal, dan bisa jadi menjadi salah satu kondisi yang baik untuk negara.
“Itu tidak normal. Kemungkinan akan… menjadi yang terbaik untuk Indonesia,” ucap Lee.
Selain itu, Lee berkata bahwa sepanjang tahun 2022, investor telah mengeluarkan sebanyak US$2,1 miliar ke dalam IPO Indonesia.
Sementara itu, setidaknya ada lima IPO besar lainnya yang akan datang pada tahun 2023 ini.
Upaya Pemerintah Indonesia
Mengingat Indonesia memiliki saham dan kesempatan yang besar untuk menarik investor, pemerintah lakukan percepatan dalam privatisasi perusahaan milik negara melalui IPO.
Serta, turut mendorong para produsen baterai asing untuk senantiasa berinvestasi di negara ini.
Adanya momen ini, juga membuat tawaran jangka panjang untuk ciptakan negara-negara pengekspor nikel.
Misalnya, seperti Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang pengaruhnya sangat besar atas harga minyak di dunia.
Lalu, berdasarkan wawancara CNN, Roderick Snell yang merupakan seorang manajer di perusahaan investasi di pasar negara berkembang bernama Baillie Gifford. Menanggapi terkait isu ini.
Snell pun mengatakan, bahwa sebagian besar perusahaan IPO Indonesia tahun ini berasal dari pencatatan sejumlah BUMN.
“Membuat mereka terdaftar, seharusnya mengarah pada peningkatan efisiensi (perusahaan) dari waktu ke waktu. [Serta], menghasilkan investasi signifikan di negara (Indonesia) yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujar Snell.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.