ANDALPOST.COM — Dalam beberapa waktu terakhir, produksi mobil listrik semakin cepat. Pada awal mulanya, teknologi mobil listrik juga sempat dianggap remeh oleh sebagian orang karena dinilai akan jauh lebih sulit digunakan sehari-hari.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, fitur-fitur serta komponen di mobil listrik juga ikut bertransformasi. Hal ini membuat tidak sedikit masyarakat di seluruh dunia yang mulai melirik mobil ini.
Tingginya minat hingga permintaan membuat para produksi otomotif lainnya ikut turun bermain di sektor otomotif terbaru ini. Tidak sedikit perusahaan yang rela merogoh kocek dalam untuk membangun infrastruktur baru untuk memproduksi kendaraan listrik.
Perusahaan-perusahaan besar pun mulai menggaet negara-negara yang dianggap mampu menjadi lokasi pabrik untuk kendaraan listrik. Tentu banyak yang dipertimbangkan, mulai dari ekonomi hingga politik.
Perusahaan China Batal Lakukan Investasi di India
Pada pertengahan bulan Juli, salah satu produsen kendaraan listrik asal China, BYD Co mengajukan proposal investasi $1 miliar senilai Rp 15 Triliun untuk membangun mobil listrik dan baterai di India.
BYD dan Megha Engineering and Infrastructures yang berbasis di Hyderabad telah mengajukan proposal kepada regulator India untuk membentuk usaha patungan EV.
Rencana jangka panjang adalah membangun jajaran lengkap mobil listrik merk BYD di India dari hatchback. Hingga model mewah, kata salah satu dari tiga orang tersebut.
Saat ini, India menjadi pasar mobil terbesar ketiga di dunia. Oleh karena itu, tidak sedikit perusahaan yang membidik India untuk dijadikan tempat produksi mobil listriknya.
Meski rencana tersebut dikatakan sudah setengah jalan, Reuters memberitakan bahwa India telah menolak proposal pembuat mobil China BYD Co. Situs berita ekonomi yaitu Economic Times juga memberitakan hal serupa.
Pertimbahangan pemerintah India menolak rencana kerjsa sama ini didasari oleh kekhawatiran di berbagai sektor. Keputusan penolakan juga diambil melalui proses musyawarah di Departemen Perdagangan India.
“Kekhawatiran keamanan sehubungan dengan investasi China di India ditandai selama musyawarah,” kata laporan itu mengutip seorang pejabat India. Hal ini dikutip dari Reuters yang memberitakan pada Sabtu (22/7/2023) malam WIB.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.