Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Irma Suryani Soroti Kasus Antraks di Gunung Kidul : Pemerintah Harus Turun Tangan!

Irma Suryani Soroti Kasus Antraks di Gunung Kidul : Pemerintah Harus Turun Tangan!
Ilustrasi kasus antraks di Gunung Kidul. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM — Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi NasDem, Irma Suryani bicara soal wabah antraks yang terjadi di Gunung Kidul.

Menurutnya kasus ini harus menjadi warning, agar masyarakat mulai berhati-hati dalam mengolah daging sapi.

Irma menegaskan jika masyarakat yang menerima daging kurban lebih baik mengolahnya dengan tepat. Misalnya saja memasaknya sampai matang.

“Lebih baik memakan daging yang sudah dimasak sampai matang. Kan ada tuh yang dikonsumsi setengah matang,” ujar Irma, Jumat (7/7/2023).

Selain pengolahan daging yang benar, masyarakat juga harus segera memperhatikan lingkungan dengan lebih ketat. Misalnya saja mereka bisa memperketat dan sadar lingkungan sekitar. 

Jika menemukan hewan yang mati akibat terkena penyebaran virus antraks. Hewan ternak harus segera dikubur agar tidak menular ke ternak lain.

Jangan sampai hewan tersebut dikonsumsi karena sangat bahaya. Karena rantai penularan virus tidak terputus.

Irma menekankan agar pemerintah segera turun tangan. Agar menekan penyebaran virus antraks ini.

“Kemenkes dan Dinas Kesehatan, bisa memberikan obat-obatan yang diperlukan, agar para korban sembuh. Virus Antraks menimbulkan korban jiwa di Gunungkidul,” imbuhnya.

Hingga saat ini, menurut Legislator dari Dapil Sumatera Selatan II itu mengatakan, informasi terkait Antraks di Gunungkidul sudah ditindaklanjuti ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kejadian tersebut, menurut Irma, juga belum bisa dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Kami belum menyatakan kasus Antraks di Gunungkidul itu sebagai kejadian luar biasa. Kenapa belum KLB? Karena baru terjadi di satu wilayah. Belum menyebar ke seluruh DIY dan sekitarnya,” jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.