ANDALPOST.COM – Guna mencegah pertumbuhan angka obesitas di Indonesia, muncul inovasi “Isi Piringku” sebagai program gizi seimbang bagi masyarakat Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kesehatan melalui strategi pencegahan penyakit obesitas.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Sạksono Harbuwono pada sebuah acara bertajuk ‘Bahaya Obesitas Dini, Apa Solusinya?’
“Program Isi Piringku yang telah diterapkan di puskesmas merupakan langkah positif dalam mewujudkan gizi seimbang dan pencegahan obesitas,” kata Dante, Jakarta, Senin (24/7/2023).
Melansir dari situs Antara, Program ‘Isi Piringku’ memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah porsi konsumsi makanan dalam satu piring. Di antaranya, harus terdiri atas 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya ialah karbohidrat dan protein.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wamenkes RI, program ‘Isi Piringku’ mencakup bahasan terkait istilah empat sehat lima sempurna. Ini berkaitan dengan kualitas dan komposisi makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut, program ‘Isi Piringku’ tersebut dikampanyekan dengan tujuan untuk mengajak masyarakat agar memperhatikan batasan konsumsi harian. Terlebih lagi seperti gula, garam, dan lemak.
Fakta Penyakit Obesitas di Indonesia
Dante pun menyampaikan laporan kenaikan angka obesitas di Indonesia yang terjadi pada kurun waktu 2013 hingga 2018. Jumlah kenaikan penderita obesitas pada 2018 adalah sebanyak 21,8 persen dari angka sebelumnya yaitu 15,3 persen pada 2013.
Adapun kebanyakan para penderita obesitas berasal dari daerah penyangga Jakarta, seperti Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Menanggapi hal tersebut, Dante menilai ada beberapa faktor untuk mencegah obesitas, di antaranya ialah:
- Menjaga dan Mengatur pola makan yang baik di dalam lingkup keluarga
Tugas ini menjadi hal yang penting dilakukan oleh seorang ibu dalam suatu keluarga. Ibu dapat membantu untuk mengatur pola makan sehat, dan mendidik anak-anak supaya tidak jajan sembarangan.
- Mengurangi pemberian makanan tambahan yang tidak seimbang bagi balita
Balita diharapkan memperoleh pola makan yang seimbang dan sehat, seperti ASI eksklusif. Ada beberapa ibu di Indonesia memberikan makanan tambahan yang tidak seimbang bagi balitanya.
Hal ini tentu perlu diwaspadai karena dikhawatirkan akan dapat memicu obesitas atau kegemukan.
“Padahal, sejak usia 0 hingga 6 bulan, anak sebaiknya hanya mendapatkan ASI eksklusif untuk memastikan asupan gizi yang tepat,” kata Wamenkes RI.
Ia juga mengatakan, bahwa balita yang diberikan susu formula sejak dini tanpa kecukupan pemberian ASI dapat mengakibatkan risiko obesitas. Hal ini mengingat susu formula memiliki kalori lebih tinggi dibandingkan ASI.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.