Sekitar 500 kamar tamu, hotel Jen Singapore Orchard Gateway ini, rata-rata menghasilkan sekitar 1.500 kg sabun batang bekas setiap tahunnya, sebelum penutupan akibat COVID-19.
Ini berarti, sekitar 7.000 hingga 10.000 batang sabun baru untuk didistribusikan, kepada penerima seperti pekerja migran, keluarga berpenghasilan rendah, dan panti jompo.
“Inisiatif ini menunjukkan kepada saya bahwa masyarakat peduli. Ini juga menyoroti pentingnya menjaga diri kita dan keluarga kita aman,” kata Neo Hock Ann, seorang warga di Layanan Komunitas Tung Ling.
“Tentunya, selama COVID-19 dengan sering dan teratur mencuci tangan,” sambungnya.
“Sempurna untuk Digunakan”
Bukan hanya hotel yang turut terlibat dalam kegiatan tersebut, Soap for Hope juga bekerja sama dengan produsen wewangian besar. Tentunya, untuk mendistribusikan sabun kepada mereka yang membutuhkan.
Selain mendaur ulang sabun batang bekas, Soap Cycling Singapore juga mengumpulkan sampel batangan yang akan dibuang oleh produsen wewangian besar. Serta dengan, pembuat soap artisanal.
“Sampel ini tidak tersentuh dan sangat baik untuk digunakan. Kami membantu mengalihkan batangan yang dapat digunakan ini dari tempat pembuangan sampah,” kata Jacqueline Tan, Manajer Kemitraan Soap Cycling Singapore.
“[Lalu], kami memberikannya kepada mereka yang membutuhkannya,” sambung Jacqueline.
“Sabun batang pada umumnya dapat mengawetkan diri sendiri, dan membersihkan dengan membasuh kotoran dan mikroorganisme secara fisik,” tambahnya.
“Senyawa yang disebut surfaktan dalam sabun batang, bekerja untuk menghilangkan kuman dan kotoran segera setelah bersentuhan dengan air,” tutup Jacqueline.
Di Takasago International, sampel percobaan soap biasanya dibuang di akhir setiap proyek. Untuk mengurangi limbah, perusahaan mulai mengirimkan sampel uji coba sabun setiap satu hingga dua bulan.
Diketahui, sekitar 10 kg hingga 15 kg soap batangan telah disumbangkan setiap bulan, kata Priscilla Fun, Evaluator Takasago International.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
