Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Jenis Vaksin Booster Sub Varian Arcturus Ditambah, Kemenkes: Sebagai Upaya Antisipasi 

Jenis Vaksin Booster Sub Varian Arcturus Ditambah, Kemenkes: Sebagai Upaya Antisipasi
Ilustrasi vaksin Covid-19. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Upaya meningkatkan vaksin booster dilakukan dengan menambahkan regimen vaksin Indovac sebagai booster kedua untuk vaksin primer Pfizer, selain vaksin AstraZeneca. 

Hal tersebut dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai upaya memperkuat perlindungan terhadap masyarakat Indonesia dari COVID-19. Terutama sub Varian Arcturus.

Diketahui, peningkatan kasus konfirmasi COVID-19 terus terjadi secara signifikan. Kasus konfirmasi positif di Indonesia tercatat sebanyak 1.879 hingga saat ini.

“Agar pandemi dapat terus terkendali, pemerintah menambahkan jenis vaksin booster untuk meningkatkan proteksi masyarakat dari COVID-19, terutama bagi masyarakat rentan,” jelas Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, pada Jumat (28/4).

Dari total angka tersebut, memang saat ini kasus Sub Varian Arcturus di Indonesia belum terjadi lonjakan kasus. Namun, kewaspadaan masyarakat terhadap dampak penyakit harus tetap dilakukan agar tidak lengah. 

Lebih lanjut, setiap ada varian baru COVID-19, terdapat pola kenaikan kasus di Indonesia yang memiliki kesamaan dengan India. Terlebih, saat ini India dan Singapura merupakan dua negara dengan proporsi XBB. 1.16 tertinggi di dunia.

Syahril mengatakan, apabila mencoba trace lagi ke belakang, maka akan dapat dilihat bahwa pola kenaikan kasus tersebut kurang lebih sama dengan di India. Ketika ada varian baru, lalu terjadi lonjakan kasus.

Kombinasi Vaksin Tersedia untuk Masyarakat 

Sebanyak 24 kombinasi regimen dosis lanjutan atau booster sudah tersedia dan dapat diberikan kepada masyarakat saat ini, di antaranya yaitu:

Vaksin Primer Sinovac dengan kombinasi:

  • AstraZeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Primer AstraZeneca dengan kombinasi:

  • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Vaksin Pimer Pfizer dengan kombinasi:

  • Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
  • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Penambahan Vaksin Indovac | sumber Kemenkes

Primer Moderna dengan kombinasi:

  • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

Vaksin Primer Janssen (J&J) dengan kombinasi:

  • Janssen (J&J) dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
  • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

Primer Sinopharm dengan kombinasi:

  • Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Vaksin Primer Covovax dengan kombinasi:

  • Covovax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.