Meski melewati banyak naik turun, mereka terus melakukan perbaikan baik itu pembenahan manajemen dan juga peralatan produksi. Dari situlah mereka berhasil melebarkan pasar Djarum hingga ke Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, dan lain-lain.
Belum puas dengan kesuksesannya, mereka mendirikan PT Indonesian Electronic & Engineering yang berubah nama menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Setelah itu, mereka juga membeli saham Bank Central Asia (BCA) dan menjadi pemilik saham terbanyak.
Hartono bersaudara juga terjun ke bisnis properti dan perhotelan dengan mengelola sejumlah kawasan perkantoran. Serta hotel mewah yang tersebar di beberapa tempat, antara lain, Grand Indonesia, Hotel Kempinski, Menara BCA dan lainnya.
Tantangan bagi JK
Grup Djarum juga melebarkan sayap mereka ke sektor e-commerce. Mereka memiliki PT Global Digital Prima Venture yang menaungi Blibli.com, kaskus.co.id, Mindtalk, LintasME, Crazymarket, DailySocial.net.
Kesuksesan serta ketekunan itulah yang kurang ada di jiwa masyarakat asli Indonesia. Hal ini juga disebutkan oleh JK dalam kesempatan yang sama.
“Karena itu tantangan kita yang terbesar sebenarnya pada dewasa ini. Adalah entrepreneurship. Bukan hanya ilmu saja. Semua disini perilmuan cendikiawan,” kata JK.
Meski jumlah masyarakat asli Indonesia lebih besar 10 kali lipat dari etnis Tionghoa, kita belum bisa dan berhasil melampaui mereka. Padahal seharusnya jumlah 10 kali lipat dari jumlah mereka tersebut bisa membuat kita 10 kali lebih kuat. (paa/ads)