Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kampanye Boikot Mencuat di Negara Arab Akibat Perang Israel – Hamas

Gerai KFC yang terlihat kosong dan sang karyawan berada di depan tokotanpa melakukan pekerjaan (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Dampak serangan Israel di Jalur Gaza tidak hanya terasa di medan perang, namun juga menciptakan gelombang kemarahan di kalangan masyarakat Arab. 

Sejumlah negara, termasuk Mesir dan Yordania, meluncurkan kampanye boikot terhadap merek-merek Barat sebagai bentuk protes terhadap konflik yang terus berlanjut. 

Dampaknya terasa signifikan di beberapa negara, sementara di tempat lain partisipasinya terbilang minor.

Mesir menjadi salah satu pusat perhatian kampanye boikot ini. Warga Mesir menunjukkan keberaniannya dengan menghindari produk-produk merek Barat yang mereka duga memiliki keterkaitan keuangan dengan Israel atau melakukan investasi di negara tersebut. 

Kampanye ini tidak hanya dipicu oleh kecaman terhadap serangan Israel di Gaza, tetapi juga oleh sentimen pro-Palestina yang kuat di kalangan masyarakat Mesir.

Salah satu masyarakat bahkan memberikan kesaksiannya bahwa ia memang dengan sengaja menghindari merek-merek barat tersebut. 

“Saya merasa meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, maka setidaknya ini yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang berbeda agar kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah,” kata Reham Hamed, warga Kairo yang memboikot jaringan makanan cepat saji AS dan beberapa produk pembersih.

Di Yordania, kampanye boikot juga mencapai tingkat signifikan. Beberapa warga Yordania bahkan secara aktif memasuki gerai McDonald’s dan Starbucks, mendesak pelanggan untuk memilih tempat lain sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye boikot.

Respons ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam terhadap konflik di Gaza. Serta tekad masyarakat untuk memberikan dampak melalui penolakan terhadap produk asal Barat.

Namun, partisipasi dalam kampanye ini tidak merata di seluruh negara Arab. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengalami dampak yang lebih kecil, mungkin karena beberapa merek yang menjadi sasaran kampanye tidak begitu dominan di pasar mereka. 

Beberapa perusahaan yang menjadi target dilaporkan memiliki keterkaitan keuangan dengan Israel atau terlibat dalam investasi di sana. Di mana mendorong masyarakat untuk mengambil sikap dengan menjauhi produk-produk tersebut.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.