ANDALPOST.COM – Dukungan untuk move-on atau melanjutkan kehidupan setelah putus, atau mengakhiri sebuah hubungan yang pernah terjalin biasanya sangat dibutuhkan. Terkadang, juga datang dari berbagai pihak di sekitar kita.
Mengenai hal tersebut, dukungan untuk move-on atau sembuh dari patah hati, di Selandia Baru datang dari pemerintah mereka, dengan tajuk “Love Better” bagi para pemuda di negara tersebut.
Diketahui, Selandia Baru menyiapkan anggaran untuk menjalankan bentuk dukungan pemerintah tersebut, sebesar Rp60 miliar yang mulai pada Rabu (22/03/2023).
Kampanye Love Better ini, dipimpin langsung di bawah kepengurusan Kementerian Pembangunan Sosial Selandia Baru sebagai penyelenggara.
Tujuan Kampanye
Dijelaskan juga, bahwa tujuan kampanye ini bukan hanya untuk para pemuda yang berusaha sembuh dari patah hati mereka dan berusaha untuk move-on.
Akan tetapi, pemerintah juga memfokuskan tujuan untuk meminimalisir kerusakan hubungan pada generasi muda yang sedang mereka jalani.
Diketahui, proses berjalannya kampanye diawali dengan adanya dorongan dari para generasi muda yang ada di Selandia Baru.
Permintaan tersebut, tentunya disetujui oleh pemerintah, dan kemudian diidentifikasi sebagai salah satu masalah yang penting untuk mendapatkan bantuan negara.
“Lebih dari 1.200 anak muda memberi tahu kami, bahwa mereka membutuhkan dukungan untuk menghadapi pengalaman awal cinta dan luka,” terang Menteri Asosiasi Pembangunan Sosial dan Ketenagakerjaan, Priyanca Radhakrishnan dalam website resmi pemerintahan Selandia Baru.
“[Serta], perpisahan yang diidentifikasi sebagai tantangan bersama,” lanjut Priyanca.
“Dengan mendukung kaum muda melalui pengalaman formatif ini, kami dapat memberikan dampak positif bagi cara mereka menjalin hubungan di masa depan,” tambahnya.
Berjalannya Kampanye Love Better
Dalam proses berlangsungnya kampanye tersebut, terdapat sebuah semboyan “own the feels”, yang digagas oleh sebuah organisasi bernama, Youthline.
Diketahui, mereka dengan turut memberikan saluran bantuan organisasi mereka, berupa nomor telepon, pesan teks, hingga email bagi setiap anak muda. Khususnya, bagi mereka yang sedang berada dalam fase putus cinta dari usia 12 sampai 24 tahun.
Youthline sendiri merupakan organisasi yang mendapatkan dukungan dana dari pemerintahan Selandia Baru sebagai bentuk upaya pemerintah.
Serta dengan, bersama-sama menghadapi fenomena sosial yang terjadi pada anak muda di negara tersebut.
Alhasil, ketua Youthline, Shae Ronald dalam laporan RNZ. Mengungkapkan alasan mereka ingin menjadi wadah dari masalah yang tengah dihadapi oleh pemuda di Selandia tersebut.
“Kami tahu akan ada dampak yang sangat negatif dari perpisahan yang dilakukan secara buruk atau baik pada tingkat pribadi maupun komunitas,” terang Shae.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.