ANDALPOST.COM – Kanker mulut merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya sel abnormal pada jaringan di rongga mulut, seperti lidah, bibir, gusi, bibir, dan lain sebagainya.
Pertumbuhan sel kanker yang tidak normal dapat menyebar ke seluruh rongga mulut dan tenggorokan.
Berdasarkan keterangan pada situs resmi Organisasi Kanker Dunia, kanker mulut secara umum disebabkan karena adanya mutasi DNA pada sel-sel di jaringan organ tubuh.
Namun, ada juga faktor-faktor yang dapat memicu kanker mulut. Seperti memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol. Terkena infeksi virus Human papillomavirus (HPV), terpapar sinar Ultraviolet (UV), dan kelebihan berat badan.
Selain itu, secara genetik orang dengan usia di atas 50 tahun lebih rentan terkena kanker mulut. Orang berjenis kelamin laki-laki juga lebih mudah mengalami penyakit ini dibanding dengan perempuan.
Gejala penyakit ini sekilas memiliki kemiripan dengan sariawan atau radang tenggorokan. Situs Organisasi Kanker Dunia juga mengungkapkan beberapa gejala terkait penyakit mulut, seperti
- Luka di bibir atau di mulut yang tidak kunjung sembuh
- Nyeri di mulut yang tidak kunjung hilang
- Benjolan atau penebalan di bibir, mulut, atau pipi
- Bercak putih atau merah pada gusi, lidah, amandel, atau lapisan mulut
- Sakit tenggorokan yang berkelanjutan
- Kesulitan mengunyah atau menelan
- Kesulitan menggerakkan rahang atau lidah
- Mati rasa pada lidah, bibir, atau area mulut lainnya
- Bengkak atau nyeri pada rahang
- Pencabutan gigi atau nyeri di sekitar gigi
- Gigi palsu yang mulai tidak pas atau menjadi tidak nyaman
- Perubahan suara
- Penurunan berat badan Nyeri di telinga
- Benjolan atau massa di leher atau belakang tenggorokan
Kasus Kanker Mulut di Indonesia
Drg Elizabeth Fitriani Sari, kandidat PhD dari Melbourne Dental School di University of Melbourne, Australia, melakukan riset dan kasus pra-kanker di beberapa provinsi di Indonesia. Hasilnya, ia menemukan pemicu kasus kanker mulut paling banyak terjadi di masyarakat Papua Barat dan Papua Nugini.
“Pra-kanker ini dapat berpotensi menjadi kanker mulut, jika faktor penyebab yang dicurigai tidak dihilangkan dan lesi pra-kanker tidak diobati sejak dini,” ujar Drg Elizabeth, dikutip dari situs tempo pada Senin (24/4).
Ia mengungkapkan, masyarakat Papua masih banyak memegang teguh pada tradisi menyirih, yaitu memakan daun sirih dengan campuran-campuran lain seperti pinang dan kapur. Kebiasaan inilah yang menjadi pemicu dari tingginya pra-kanker.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.