ANDALPOST.COM – CEO Amazon, Andy Jassy pada Rabu (05/01/2022) menginformasikan bahwa perusahaannya telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 18.000 karyawannya.
Pemutusan hubungan kerja itu dilakukan karena ekonomi perusahaan sedang terkena imbas dari keadaan ekonomi global yang tidak stabil.
Selain itu, Amazon juga menyatakan bahwa perusahaannya terlalu banyak merekrut karyawan dalam jumlah banyak pada beberapa tahun terakhir.
Beberapa tim akhirnya terkena imbas dari peristiwa itu, di antaranya adalah para pekerja di divisi Amazon Stores dan divisi People, Experience, and Technology.
Menyambung pemberitaan PHK yang dilakukan oleh perusahaan raksasa teknologi itu, ternyata terdapat fakta menarik yang kemudian dicium oleh para pengamat maupun warganet.
Menggunakan Robot Pekerja
Pasalnya, sebelum keputusan mengenai pemutusan hubungan kerja disampaikan, Amazon telah memperkenalkan robot pekerjanya yang digunakan untuk membantu operasional perusahaan.
Pada November 2022, Amazon secara resmi memperkenalkan robot pekerjanya yang bernama Sparrow. Beberapa media menyatakan bahwa robot tersebutlah yang digadang-gadang akan menggantikan para pekerja manusia.
Meskipun terdengar rumor demikian, Amazon memilih untuk tidak merespon anggapan tersebut. Mereka memilih untuk menjelaskan kegunaan robot pekerja itu di perusahaannya.
Sparrow dikenalkan sebagai sistem robotik pertama di gudang inventaris perusahaan. Mereka dapat mendeteksi, memilih, dan menangani berbagai produk dengan bentuk yang beragam.
Robot tersebut dapat memproses produk di gudang secara otomatis tanpa campur tangan manusia.
“Sparrow mewakili kemajuan besar dalam teknologi robotika industri yang canggih. Memanfaatkan visi komputer (computer vision) dan kecerdasan buatan (AI), Sparrow dapat mengenali dan menangani jutaan item,” jelas Amazon dalam laman resminya.
“Sparrow adalah sistem robot cerdas baru dari Amazon yang membantu merampingkan proses final dengan memindahkan masing-masing produk sebelum dikemas. Itu adalah kemajuan teknologi utama untuk mendukung karyawan kami,” tambahnya.
Robot yang diciptakan dengan memanfaatkan teknologi computer vision dan artificial intelligence itu membantu pekerjaan para karyawan menjadi lebih efisien.
Berdasarkan data pada tahun lalu, para karyawan yang didukung dengan teknologi Amazon dapat memilih, menyimpan, dan mengemas sekitar 5 miliar paket.
Artinya, dengan bantuan teknologi dan robot pekerja, para karyawan dapat mengemas lebih dari 13 juta paket setiap harinya.
“Teknologi robotika memungkinkan kita untuk bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras, untuk beroperasi secara efisien dan aman,” jelas Amazon.
Berdasarkan data dan fakta tersebut, Amazon seperti membantah anggapan mengenai keberadaan robot yang mengancam eksistensi pekerja manusia.
Perusahaan raksasa itu juga menyampaikan bahwa penerapan robotika dan teknologi di seluruh operasi telah menciptakan lebih dari 700 kategori pekerjaan baru di dalam perusahaan.
“Semua karena teknologi yang telah kami perkenalkan ke dalam operasi kami,” jelas Amazon.
“Jenis peran baru ini yang mempekerjakan puluhan ribu orang di seluruh Amazon. Membantu menunjukkan secara nyata dampak positif teknologi dan robotika bagi karyawan dan tempat kerja kita,” lengkapnya.
Bagaimana tidak, kehadiran teknologi robotika itulah yang membangkitkan inisiasi Amazon untuk memajukan karir para karyawan dengan mengadakan program Magang Mekatronika dan Robotika Amazon.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.