Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kasus Pelecehan Terjadi di Agensi Jepang, Bos J-Pop Mengundurkan Diri

Keiko Fujishima yang menyeka air matanya saat pengumuman pengunduran dirinya Sumber: Khaleej Times

ANDALPOST.COM — Bos agensi bakat pop terbesar Jepang mengundurkan diri setelah akhirnya mengakui pelecehan seksual yang dilakukan mendiang pendirinya, Johnny Kitagawa. 

Julie Fujishima mengundurkan diri dari Johnny and Associates pada hari Kamis (7/9/2023) saat meminta maaf kepada publik kepada para keluarga korban. 

Banyak pihak yang telah mengangkat kasus ini agar menjadi pembicaraan dunia. Naiknya kasus ini membuat banyak korban pelecehan yang melapor atas kejadian ini.

Johnny Kitagawa bersama para idol besutannya Sumber: The Standard

Kepergian Julie terjadi seminggu setelah penyelidik menemukan Kitagawa melakukan pelecehan terhadap ratusan anak laki-laki dan remaja putra selama enam dekade, sebagai kepala agensi boyband. 

Banyak pihak yang telah mengangkat kasus ini agar menjadi pembicaraan dunia. Naiknya kasus ini membuat banyak korban pelecehan yang melapor atas kejadian ini. 

Diketahui, Johnny Kitagawa meninggal pada tahun 2019. Ia selalu membantah melakukan kesalahan dan tidak pernah menghadapi tuntutan.

Pada hari Kamis (7/9/2023), keponakan dan kepala eksekutifnya, Ms. Fujishima, mengakui pelecehan yang dilakukan Johnny untuk pertama kalinya. 

“Baik agensi itu sendiri maupun saya sendiri sebagai pribadi mengakui bahwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh Johnny Kitagawa memang terjadi,” ujarnya.

Sang mantan bos agensi tersebut juga mengumumkan permintaan maafnya. 

“Saya meminta maaf kepada para korbannya dari lubuk hati saya yang paling dalam.”

Keluarga Korban di Konferensi Pers 

Media lokal menunjukkan beberapa korban menyaksikan konferensi pers tersebut, beberapa terlihat sangat marah.

Pada konferensi pers di Tokyo setelah Fujishima berbicara, beberapa korban Kitagawa mengatakan mereka menganggap pernyataannya tulus dan membantu mereka. Namun perjalanan masih panjang.

“Saya pikir dia menyampaikan langsung kepada kami pesan termasuk pembicaraan tentang bantuan, yang dipersiapkan dengan baik dengan kata-katanya sendiri dan tidak hanya dibaca dari naskah,” kata Junya Hiramoto, ketua Asosiasi Korban Pelecehan Seksual Johnny.

Rumor dan beberapa laporan media mengenai pelecehan yang dilakukannya telah diketahui selama bertahun-tahun. Namun, tidak ada tindakan nyata yang diambil.

Sang maestro pop tidak pernah menghadapi tuntutan pidana dan terus merekrut dan melatih remaja laki-laki. Hingga kematiannya empat tahun lalu, pada usia 87 tahun.

Kematiannya menjadi peristiwa nasional, dan bahkan perdana menteri saat itu menyampaikan belasungkawa.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.