Twitter juga memberi tahu orang-orang bahwa mereka akan menggunakan data pribadi mereka untuk membantu pemulihan akun (misalnya, jika pengguna lupa kata sandinya) atau untuk mengaktifkan kembali akses penuh jika Twitter mendeteksi aktivitas mencurigakan di akun seseorang.
Namun menurut FTC, lebih banyak yang terjadi di balik layar. Faktanya, selain menggunakan nomor telepon dan alamat email orang untuk tujuan perlindungan yang diklaim perusahaan, Twitter juga menggunakan informasi tersebut untuk menampilkan iklan bertarget orang – iklan yang memperkaya Twitter hingga jutaan.
Sejak saat itu, FTC menjatuhkan hukuman denda dan juga beberapa ketentuan untuk melindungi konsumen di masa depan.
Salah satu bunyi aturan yang dijatuhkan FTC kepada Twitter adalah “Twitter dilarang menggunakan nomor telepon dan alamat email yang dikumpulkan secara ilegal untuk menayangkan iklan” dilansir dari rilis FTC pada Mei 2022 lalu. (paa/rge)
