Penyuluhan yang dilakukan ini juga sekaligus sebagai sarana koordinasi mengenai upaya promotif dan preventif yang melibatkan pimpinan daerah kerja dan penanggung jawab bidang kesehatan terkait.
Dilakukan penyuluhan kepada para stakeholder ini merupakan hal yang penting, karena demi membentuk persepsi yang sama mengenai kesehatan jemaah haji.
Pihak Kemenkes berharap bahwa ketua kloter, pembimbing ibadah, Karom, dan Karu menjadi duta promosi kesehatan, yang fokusnya tidak hanya kepada ibadah haji itu sendiri, tetapi juga kepada penyampaian mengenai pentingnya menjaga kesehatan, yang pada akhirnya mendukung kesempurnaan ibadah haji.
Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Agama, yang menjadi penyelenggara ibadah haji Indonesia, berupa dukungan moral, kebijakan, serta sarana prasarana.
“Dengan promotif dan preventif yang masif, harapannya para jemaah haji tau, mau, dan mampu menjaga kesehatannya. Jika badan sehat maka ibadah pun menjadi lebih sempurna,” tutur Sekjen Kunta.
Promosi kesehatan yang diusung oleh Tim Promkes adalah untuk mengantisipasi faktor risiko kesehatan yang sering terjadi selama berjalannya ibadah haji, yaitu seperti akibat dari cuaca panas, peningkatan aktivitas fisik dan kepadatan massa, keterbatasan sarana umum seperti lift, tempat tidur, dan toilet.
Terakhir, jemaah haji juga diberikan pesan mengenai penyakit yang biasanya menyerang jemaah haji yang dapat menyebabkan kematian lengkap dengan cara pencegahannya.
Hal ini disampaikan melalui kegiatan Tim Promkes tahun 2023 dengan tagar ‘Ramah Lansia Melayani dengan Hati’. (ala/fau)