Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kemenkes Lakukan Imunisasi HPV Gratis untuk Cegah Kanker Leher Rahim

Kemenkes Lakukan Imunisasi HPV Gratis untuk Cegah Kanker Leher Rahim
Ilustrasi Botol Vaksin HPV. (Sumber: Getty Images)

HPV di Indonesia

Penyakit mematikan yang berada di peringkat nomor dua tertinggi di Indonesia ini merupakan beban pembiayaan terbesar di Indonesia. 

Pada data Globocan tahun 2021, memaparkan terdapat 36.633 jumlah pasien kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang juga meningkat. 

Kanker serviks yang terjadi di Indonesia itu didominasi oleh Human Papillomavirus (HPV) sebagai penyebab utama sebesar 95 persen.

Oleh karena itu melalui proses vaksinasi ini merupakan langkah yang tepat untuk memulai pencegahan dari anak perempuan yang sedang dalam masa pertumbuhan. 

Komitmen pemerintah melalui vaksinasi HPV di Indonesia diwujudkan dengan surat keputusan bersama yang diresmikan oleh empat Menteri. 

Yakni, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 

Keputusan dari pemerintah Indonesia juga mendapatkan tanggapan dari dua Organisasi Internasional yakni, WHO dan UNICEF cabang Indonesia.

Kemenkes Lakukan Imunisasi HPV Gratis untuk Cegah Kanker Leher Rahim
Seorang Siswa Melakukan Vaksin. (Sumber: Kemenkes)

Yang dimana, baik UNICEF maupun WHO sangat mengapresiasi langkah tersebut dan mengatakan akan ikut mendukung proses pelaksanaanya. 

“Perluasan skala nasional imunisasi HPV di Indonesia menandai langkah signifikan untuk melindungi jutaan anak perempuan dari kanker serviks” ujar pimpinan UNICEF Indonesia Maniza Zaman. 

Sementara, WHO melalui dr. N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia menyarankan agar proses imunisasi dilakukan secara bersamaan dengan skrining dan pengobatan dini. 

Diyakini bahwa hal tersebut adalah upaya yang paling efektif untuk melakukan pencegahan terhadap kanker serviks.

“WHO mendorong semua negara mengintroduksi imunisasi HPV dan memastikan 90 persen anak perempuan mendapatkannya sebelum usia 15 tahun pada 2030,” ujar dr. Paranietharan. (ben/lfr)