Sementara itu, berdasarkan catatan dari KBRI Khartoum, total ada sekitar 1,209 WNI yang terdeteksi tinggal di Sudan.
Sedangkan baru separuhnya saja yang sudah terevakuasi. Sehingga pihak TNI masih perlu melakukan langkah ekstra untuk mengamankan WNI sisanya.
“Sejauh ini baru 538 orang yang berhasil mencapai Port Sudan melalui jalur darat. Masih ada ratusan lain WNI yang belum terevakuasi via jalur darat ke wilayah yang relatif lebih aman, karena situasi keamanan setempat yang masih menantang di perjalanan. Ini harus menjadi perhatian dan penanganan serius Satgas Kemlu dan TNI,” tandas Jazuli.
Diketahui jika sejak Selasa (25/4/2023), penyebab konflik Sudan adalah buntut kudeta tahun 2021. Kudeta, Sudan dijalankan oleh dewan jenderal, yang dipimpin oleh dua orang petinggi militer.
Mereka adalah Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata dan presiden negara itu dan wakilnya serta pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal dengan nama Hemedti.
Masalah utama adalah rencana untuk memasukkan sekitar 100.000 Rapid Support Forces (RSF) ke dalam tubuh tentara. Kedua jenderal berbeda pendapat, terkait siapa yang kemudian akan memimpin pasukan baru tersebut. (pam/fau)