ANDALPOST.COM – Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) mengimbau ke negara-negara di dunia untuk mempertimbangkan pemberian vaksinisasi flu burung terhadap unggas.
Mengingat, flu burung saat ini telah membunuh ratusan juta burung dan mamalia yang terinfeksi di dunia. Oleh karena itu, himbauan tersebut bertujuan untuk mencegah virus berubah menjadi pandemi baru.
“Kami keluar dari krisis COVID-19 di mana setiap negara menyadari hipotesis pandemi itu nyata,” kata Direktur Jenderal WOAH, Monique Eloit Senin, (22/5/2023).
“Karena hampir setiap negara yang melakukan perdagangan internasional kini sudah tertular. Mungkin sudah saatnya membahas vaksinasi, selain pemusnahan sistematis yang tetap menjadi alat utama (untuk mengendalikan penyakit),” lanjutnya.
Tujuan WOAH
Diketahui sebelumnya organisasi WOAH yang berbasis di paris mengadakan sesi umum yang bertujuan untuk pengendalian global flu burung yang sangat patogen, atau HPAI.
Dalam sesi tersebut dibuktikan bahwa terdapat 25% negara anggotanya yang akan menerima impor produk dari unggas yang divaksinasi.
Diantaranya strategi vaksin flu burung yang sepakat dipakai sejak tahun lalu dari ke 27 negara anggota Uni Eropa.
Prancis, yang menghabiskan sekitar satu miliar euro ($1,10 miliar) pada 2021/22 untuk mengkompensasi industri unggas atas pemusnahan besar-besaran. Prancis akan menjadi negara UE pertama yang memulai program vaksinasi, dimulai dengan bebek.
“Adalah tanggung jawab kita untuk menggunakan alat lain yang sekarang tersedia seperti vaksinasi. Dan ini, untuk kesehatan hewan, untuk kesehatan masyarakat tetapi juga untuk menanggapi tantangan masyarakat,” kata Menteri Pertanian Prancis, Marc Fesneau pada peluncuran Sesi Umum WOAH
Eloit juga menambahkan bahwa langkah UE menuju vaksinasi dapat mendorong negara lain untuk mengikuti.
“Jika sebuah blok seperti UE, yang merupakan eksportir besar. Mulai bergerak ke arah itu, dampaknya akan memantul,” kata Eloit.
Tanggapan Negara yang Menolak Vaksin Flu Burung
Namun terdapat beberapa yang menganggap bahwa pemberian vaksin tersebut dapat berdampak pada kerugian ekonomi karena adanya pembatasan perdagangan unggas.
Sehingga alasan itulah yang membuat beberapa negara masih mempertimbangkan pemberian vaksin kepada hewan unggas.
Brazil merupakan salah satu negara yang menolak atas vaksin flu burung. Salah satu alasanya tak lain adalah mereka ketakutan hal itu dapat menganggu perdagangan unggas.
Sebagai Informasi Brazil merupakan salah satu negara yang merupakan salah satu eksportir unggas terbesar di dunia. Namun baru baru ini telah ditemukan 8 kasus flu burung yang sangat patogen ditemukan di unggas liar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.