ANDALPOST.COM – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang diadakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur Indonesia. Saat ini memiliki salah satu pembahasan penting dalam kawasan yakni konflik yang terjadi di Myanmar.
Diketahui bahwa sebagai organisasi regional dengan Myanmar menjadi salah satu anggotanya. ASEAN telah melakukan kesepakatan dengan pihak militer yang telah menguasai kursi pemerintahan Myanmar saat ini dengan rancangan Five Point-Consensus.
Akan tetapi kelima poin yang dibuat dalam KTT ASEAN dua tahun lalu tersebut tidak berjalan dengan baik. Poin-poin tersebut bahkan tidak memberikan dampak yang signifikan kepada penyelesaian konflik oleh ASEAN di Myanmar.
Dalam keterangan yang dilakukan oleh Presiden Indonesia sebagai Chairman KTT ASEAN kali ini menegaskan bagaimana ASEAN sebagai organisasi regional harus melakukan persatuan. Hal tersebut bertujuan agar sesegera mungkin memutuskan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis yang meningkat, jelas Presiden Jokowi, Kamis (11/5/2023).
“Saya harus bicara terus terang. Dalam implementasi 5PC, belum ada kemajuan yang signifikan,” terang Presiden Indonesia sekaligus Pemimpin Konferensi KTT ASEAN ke-42. Ia melihat ketidak berhasilan 5 poin consensus ASEAN.
“Oleh karena itu, persatuan ASEAN diperlukan untuk memutuskan langkah selanjutnya,” lanjutnya.
Persatuan Negara-Negara ASEAN
Dalam pembahasan mengenai Konflik yang terjadi di salah satu negara anggota yakni, Myanmar. Presiden Jokowi meminta kepada sepuluh negara anggota lainnya untuk bersatu dalam merancang apa saja yang dapat menjadi jalan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi kekerasan di Myanmar sejak pasukan militer Myanmar menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada tahun 2021.
Sebagai pemimpin ASEAN kali ini, Indonesia telah melakukan beberapa pembicaraan kepada beberapa pihak untuk melakukan pembicaraan terkait penanganan konflik Myanmar.
Kutukan ASEAN pada Militer Junta Myanmar
Kekerasan dan berbagai serangan yang dilakukan oleh pasukan militer Junta membuat organisasi regional Asia Tenggara, ASEAN. Mengutuk tindakan mereka, khususnya dalam serangan terakhir yang dilancarkan bulan lalu.
Serangan tersebut merupakan sebuah serangan udara dan disebut sebagai serangan yang paling mematikan. Hal itu dilihat adanya korban tewas sejumlah 100 orang dalam serangan yang terjadi.
Atas perilaku tersebut-pun ASEAN melakukan pelarangan terhadap pemimpin Junta Myanmar untuk hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN. Hal tersebut didasari oleh kegagalan impelmentasi kesepakatan dalam 5PC oleh pihak militer Junta.
Sejauh Mana ASEAN Bertindak
Penanganan terhadap masalah nasional dalam penggulingan pemerintahan Myanmar oleh pasukan militer Junta. Terdapat tanggapan dari Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn dalam laporan Reuters disela sela berjalannya KTT ASEAN di Labuan Bajo. Dialog akan dilakukan dalam pembahasan mengenai penghentian kekerasan, akses kemanusiaan dan dialog di antara semua pihak, akan tetap menjadi dasar untuk terlibat dengan junta.
“Dari pihak ASEAN, ada keinginan kuat untuk membantu Myanmar, tapi itu tidak mudah,” pungkas Kao.
“Roma tidak dibangun dalam semalam,” tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.