Lima Alasan Kekalahan Arsenal
Arsenal mengalami kekalahan mengecewakan 0-2 melawan Liverpool pada putaran ketiga Piala FA 2023-2024, laga yang dibedah Okezone dalam artikel ini.
Performa loyo The Gunners di Emirates Stadium, Senin (8/1/2024) berujung tersingkirnya mereka. Sementara Liverpool melaju ke babak keempat, babak 32 besar.
Meski Arsenal unggul secara statistik, dengan 18 percobaan, termasuk lima tembakan ke gawang, dibandingkan 12 peluang Liverpool, The Gunners gagal memanfaatkan peluang mereka.
Artikel ini mengeksplorasi lima faktor penting yang berkontribusi terhadap kejatuhan Arsenal melawan Liverpool.
- Performa Luar Biasa Ibrahima Konate
Liverpool bermain tanpa Virgil van Dijk, dengan Jarell Amorin Quansah masuk sebagai bek tengah bersama Ibrahima Konate.
Anehnya, pertahanan Liverpool tetap kokoh berkat penampilan gemilang Konate. Kompetensinya di jantung pertahanan memainkan peran penting dalam menggagalkan upaya serangan Arsenal.
- Pergantian Pemain Pintar oleh Jurgen Klopp
Ketajaman taktis Jurgen Klopp terlihat jelas pada awal babak kedua ketika ia melakukan pergantian pemain yang strategis.
Cody Gakpo dan Alexix Mac Allister masing-masing digantikan oleh Diogo Jota dan Ryan Gravenberch.
Keputusan ini terbukti membuahkan hasil seiring dengan membaiknya performa Liverpool secara keseluruhan, dengan Jota memainkan peran penting dalam kedua gol tersebut, termasuk memberikan assist untuk gol telat Diaz.
- Kegagalan Arsenal Memanfaatkan Peluang
Meski menciptakan banyak peluang, ketidakmampuan Arsenal mengonversi peluang menjadi gol menjadi faktor penentu.
Dari 18 peluang yang diciptakan, Kai Havertz, striker yang ditunjuk, terlibat dalam enam peluang, namun tidak ada yang mencetak gol.
Pemborosan The Gunners di depan gawang kontras dengan efisiensi Liverpool, yang pada akhirnya berkontribusi pada kekalahan mereka.
- Perubahan Taktis di Babak Kedua
Liverpool menunjukkan perbedaan mencolok dalam gaya bermain mereka selama babak kedua.
Kemampuan Klopp membaca permainan, didukung pergantian pemain yang efektif dan perubahan strategi, membuat Liverpool bisa memecah kebuntuan.
Perjuangan yang dihadapi Liverpool di babak pertama menjelma menjadi penampilan menyerang yang sukses hingga menghasilkan dua gol dan memastikan lolosnya mereka ke babak selanjutnya.
- Performa Kai Havertz yang Lesu
Kai Havertz yang dipercaya berperan sebagai striker saat melawan Liverpool gagal memenuhi ekspektasi.
Meski terlibat dalam banyak peluang, Havertz tidak bisa mencetak gol, menyoroti kekuatan serangan Arsenal yang tumpul.
Ketidakmampuannya menjalankan peran sebagai mesin pencetak gol Arsenal berkontribusi besar terhadap kekalahan tim. (azi/ads)