Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Maraknya Paus Terdampar di Bali: Apa yang Salah dengan Laut Indonesia?

Ilustrasi Paus Terdampar di Pantai Bali. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Belakangan ini terdapat setidaknya ada tiga paus yang terdampar di Bali terhitung sejak dimulainya awal bulan April.

Paus pertama yang terdampar dengan panjang 11 meter atau sekitar 26 kaki. Paus yang ditemukan sudah menjadi bangkai yang telah membusuk di bibir pantai barat daya Bali pada tanggal 1 April 2023.

Tidak berhenti sampai disitu rentetan peristiwa ditemukannya paus di bibir pantai Bali kembali ditemukan untuk kedua kalinya di awal bulan ini. Yang dimana, paus yang dikabarkan dalam kondisi hidup ditemukan di sebuah pantai tenggara Bali.

Paus kedua tersebut memiliki panjang 18 meter atau sekitar 59 kaki. Dikarenakan kondisi paus tersebut yang masih hidup, para warga yang berada di sekitar pantai berinisiasi untuk membantu paus tersebut. Para warga juga berinisiasi untuk menyelamatkannya bersama-sama mendorong paus kedua itu kembali ke dalam laut.

Namun usaha untuk membantu paus itu sia-sia. Setelah para warga mendorong paus yang berlangsung beberapa jam, paus tersebut pun mati.

Setelah itu, kejadian paus terdampar di Bali semakin mencuri perhatian dan bahkan menjadi sebuah perhatian yang cukup membingungkan. Kembali ditemukannya bangkai paus yang terdampar di pantai barat daya Bali.

Diketahui paus ketiga tersebut memiliki panjang sekitar 17 meter atau sekitar 56 kaki terkapar di bibir pantai bali pada akhir pekan lalu. 

Paus Terdampar di Bali Sudah Mulai Sejak Januari

Melihat kejadian yang benar benar mengagetkan di Bali dalam waktu yang sangat berdekatan pada bulan April ini membuat banyak pihak melihat kembali kejadian yang sudah pernah berlangsung. 

Bagaikan dejavu, mereka kembali mengingat bahwa kejadian serupa sudah pernah terjadi di bulan Januari silam. 

Pengambilan Sampel Paus Untuk Di teliti: Sumber: AFP

Tepatnya pada tanggal 19 Januari, seekor paus berukuran 10 meter atau sekitar 32 kaki ditemukan mengambang di pantai yang tepatnya berada di Kepulauan Kangean di utara Bali.

Seseorang yang telah lama berurusan dengan pengkoordinasian mamalia laut yang terdampar bernama Permana Yudiarso. Merupakan Kepala Kantor Pengelola Sumber Daya Pesisir Bali di Kementerian Perikanan dan Kelautan, mengatakan bahwa kejadian yang sudah berlangsung berulang kali akhir-akhir ini dinilai tidak normal.

“Tahun lalu, ada Sembilan insiden di Indonesia. Biasanya kami mendapati kurang lebih 20 kasus terdampar setiap tahun. Tapi, tiga kasus dalam seminggu hanya terjadi di Bali, cukup memprihatinkan” terang Yudiarso.

Menanggapi hal tersebut, saat ini sedang dilakukannya pemeriksaan post-mortem yang dimana diambil sampel penelitian dari dua paus yang terdampar pada awal April itu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.