Kejayaan SEA Games Indonesia
SEA Games berikutnya (1979) di Indonesia lebih berjaya lagi. Menjadi tuan rumah, kontingen Indonesia merebut hingga 92 emas atau sekitar 40,5 persen dari jumlah medali emas yang diperebutkan.
Beberapa SEA Games berikutnya, meski tidak menjadi tuan rumah penyelenggaraan, Indonesia masih berjaya. Sekurangnya, seperempat bagian dari total medali emas yang diperebutkan berhasil diraih. Beberapa kesempatan pernah gagal menjadi juara umum, yaitu pada SEA Games 1985 dan SEA Games 1995, kalah bersaing dengan Thailand yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan.
Namun, performa Indonesia meredup setelah era reformasi. Hal tersebut sebenarnya didasari oleh beberapa hal seperti instabilitas ekonomi dan politik dalam pemerintahan masih dominan terjadi.
Pergantian pemimpin negara, mulai dari Presiden BJ Habibie ke KH Abdurahman Wahid dan selanjutnya kepada Presiden Megawati Soekarnoputri berlangsung cepat, sejak 1998-2003. Perhatian terhadap dunia olahraga relatif terkesampingkan. Kurun waktu tersebut, tiga kali kesempatan mengikuti SEA Games, selama itu pula kegagalan diraih.
Bahkan sejak era reformasi, Indonesia baru satu kali berhasil merebut gelar juara umum yaitu pada SEA Games 2011. Tetapi kemenangan tersebut diraih dalam posisi sebagai tuan rumah atau sebatas ”jago kandang” saja. Selepas itu, Indonesia kembali terpuruk.
Oleh sebab itu Menpora yang baru menjabat Dito Ariotedjo memberikan target yang cukup tinggi untuk 599 atlet yang berangkat untuk memperebutkan medali di SEA Games 2023. (azi/fau)