ANDALPOST.COM – Pemerintah Pakistan telah mencabut larangan film “Joyland”, sehingga membuka jalan untuk rilis secara nasional pada hari ini, Jumat (18/11/2022).
Diketahui, badan sensor pusat melakukan revisi, usai Kementerian Informasi melarang “Joyland” karena mengandung “materi yang tidak pantas”.
Bertempat di Lahore, “Joyland” mengangkat isu gender dan seksualitas. Topik tersebut masih tabu di Pakistan.
Film ini mengisahkan seorang pria beristri, yang jatuh cinta dengan seorang penari transgender, yang diperankan oleh aktris transgender Alina Khan.
Tuai Pujian di Cannes, namun Dilarang di Negara Sendiri
Debut film garapan sutradara Saim Sadiq ini, menuai pujian secara global dan ditayangkan di festival film internasional tahun ini.
Bahkan, “Joyland” berhasil menyabet banyak penghargaan, termasuk Penghargaan Juri, serta penghargaan Queer Palm di festival film Cannes, tempat penayangan perdana di dunia.
Mulanya, “Joyland” mendapat persetujuan Dewan Sensor Provinsi dan Federal untuk rilisnya di Pakistan pada bulan Agustus lalu.
Namun, Dewan Federal menarik persetujuannya pada 11 November, setelah seorang anggota parlemen dari partai agama mengeluh tentang isi dari film tersebut. Alhasil, memicu reaksi besar di media sosial.
Di Pakistan, sebuah film membutuhkan persetujuan federal dan provinsi untuk ditayangkan di bioskop. Tetapi antara bulan Agustus dan November, “Joyland” hanya dilihat oleh anggota badan sensor.
Di sisi lain, meskipun tidak ada aksi unjuk rasa, serta kampanye untuk melawan “Joyland” diputar di media sosial. Pemerintah berada di bawah tekanan dari elemen konservatif untuk melarang film tersebut.
Berikutnya, karena tekanan publik secara online, hal itu membuat pemerintah buru-buru membentuk komite peninjau pada 14 November lalu. Akhirnya, membatalkan keputusan pelarangannya.
“Film #Joyland telah disetujui untuk dirilis oleh komite peninjau dewan Sensor yang dibentuk atas arahan PM @CMShehbaz,” Salman Sufi, pembantu Perdana Menteri Shehbaz Sharif, mengumumkan dalam sebuah tweet pada Rabu (16/11/2022) malam.
Mengetahui hal itu, Mushtaq Ahmad Khan, seorang anggota parlemen dari Partai Jamaat-e-Islami yang menolak film tersebut. Dia menyatakan ketidaksenangannya atas keputusan pemerintah untuk mencabut larangan “Joyland”.
“Di depan tekanan lobi sekuler asing, pemerintah runtuh. Sungguh sial bagi Pakistan bahwa film dalam kategori LGBT, yang dinominasikan untuk Oscar diberikan izin untuk dirilis,” cuit Khan.
“Para diplomat asing seperti raja muda bagi pemerintah Pakistan. Keputusan ini diharapkan. Apakah tidak ada topik terkait pendidikan, kewirausahaan, pemberdayaan pemuda, kesehatan, kemiskinan, atau korupsi untuk industri film?” sambung Khan.
Norma Masyarakat Pakistan dan Joyland
Dikutip dari Al Jazeera, “Joyland” telah dibebaskan oleh komite peninjau beranggotakan 14 orang, yang dibentuk pemerintah di bawah tekanan. Tentunya, dengan “editan kecil dalam film yang telah disampaikan kepada pembuat film”.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.